Debat Kandidat, Massker Soroti Penyerahan Simbolis BPUM yang Diduga Penuh Mutan Politis

  • 30 November 2020
  • 11:45 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 1832 Pengunjung
suaradewata

Karangasem, suaradewata.com - Debat publik terbuka kedua, Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Karangasem yang dilaksanakan oleh KPU Karangasem, di Bali Onternational Convention Centre (BICC) Nusa Dua, berlangsung seru dan cukup menarik. Dimana dalam sesi debat kandidat tersebut Paslon Nomor Urut 2, I Gusti Ayu Mas Sumatri-I Made Sukerana (Massker) menyoroti kegiatan penyerahan secara simbolis Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang dilaksanakan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster di Karangasem, yang dinilai penuh dengan muatan politis karena dilaksanakan beberapa hari menjelang pencoblosan pada 9 Desember 2020 mendatang.

Banyak pihak di Karangasem menilai kritikan dari I Gusti Ayu Mas Sumatri tersebut cukup beralasan, pasalnya proses pencairan Banpres melalui Kementrian Koperasi dan UMKM tersebut mestinya langsung dari pemerintah pusat ke rekening penerima melalui Bank BNI maupun BRI. Tanpa harus ada penyerahan secara simbolis yang bermuatan politis jelang Pilkada di Karangasem.

“Proses penyalurannya kan sudah jelas yakni langsung di transfer ke rekening penerima dan dicairkan melalui Bank BRI atau BNI. Jadi kenapa harus ada penyerahan secara simbolis sampai mengumpulkan penerima ratusan orang? itu juga berpotensi melanggar protokol kesehatan karena mengumpukan ratusan orang,” sentil Mas Sumatri.

Dalam debat yang dipandu oleh moderator Dr. Ni Made Ras Amanda, Sabtu (28/11/2020) petang, Paslon Nomor Urut 2, I Gusti Ayu Mas Sumatri-I Made Sukerana, juga menjawab soal proyek pipanisasi air Telagawaja dan rencana pembangunan pelabuhan di Amed, Kecamatan Abang yang sempat disinggung oleh Dana-Dipa.

Cawabup I Made Sukerana menegaskan jika proyek pipanisasi air telagawaja yang digagas oleh Bupati sebelumnya yakni I Wayan Geredeg, masih berlanjut hingga saat ini dan samasekali tidak mangkrak seperti yang disebutkan. “Itu proyek multy years dari pemerintah pusat. Masih berlanjut hingga saat ini, dan sekarang airnya sudah mengalir sampai di Desa Tianyar Barat. Tinggal mengoptimalkan saja agar semua daerah di Kecamatan Kubu bisa dialiri air,” ungkap Made Sukerana, sembari menambahkan untuk pengaliran air secara merata ke Kecamatan Kubu, dibutuhkan dua bidang lahan untuk pembangunan bak pelepas tekat.

Selanjutnya terkait rencana pembangunan pelabuhan penyebrangan di Amed. Itu juga digagas dan diajukan oleh Bupati I Wayan Geredeg ke pusat dimasa itu. Informasi terakhir beberapa waktu lalu, DED nya sudah proses lelang. Cuman dari hasil kajian menurutnya titik lokasinya di geser dari Amed ke Peselatan.

Pun demikian dengan kelanjutan perpanjangan jalan Prof. Ida Bagus Mantra, dari Klungkung hingga ke Padang Bai dan terkoneksi hingga ke Singaraja. Ditegaskannya jika proyek itu merupakan usulan dari Bupati I Wayan Geredeg saat itu ke pusat. Dan dimasa kepemimpinan Mas Sumatri usulan tersebut terus di dorong ke pusat untuk bisa segera direalisasikan oleh pemerintah pusat melalui Balai Jalan. Namun hingga saat ini belum direalisasikan oleh pusat. “Kami akan dorong terus dengan melakukan lobi ke pusat agar kelanjutan jalan Prof. Ida Bagus Mantra ini bisa segera direalisasikan,” tegasnya.

Sedangkan terkait pertanyaan panelis tentang upaya untuk peningkatan kwalitas infrastruktur, Mas Sumatri menjelaskan karena konsep peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan pengembangan pariwisata spiritual berbasis desa adat, maka pihaknya akan fokus pada pembenahan, penataan dan penyediaan fasilitas penunjang priwisata di desa. “Kami berusa untuk menghindari investasi bersekala besar di sektor priwisata seperti pembangunan hotel berbintang lima,” tandasnya.

Cabup Nomor Urut 2, I Gusti Ayu Mas Sumatri yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati Karangasem, juga mengenalkan sejumlah program yang menjadi target utamanya di periode kedua bersama wakilnya I Made Sukerana, yakni Pro masker 21 yang merupakan program 21 program pro rakyat Massker. “Pro 21 ini merupakan 21 program implementasi visi-misi Massker yakni Sehat Cerdas dan Sejahtera,” ujarnya.

Beberapa diantaranya peningkatan angka kelulusan, peningkatan SDM dengan pendirian Universitas negeri di Kabupaten Karangasem, peningkatan layanan seluruh Puskesmas di Karangasem menjadi Puskesmas rawat inap yang buka 24 jam, pembangungan rumah sakit, dan yang utamanya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan dari desa adat, dengan pengembangan potensi wisata dan ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing desa di Karangasem.

“Kami akan terus meningkatkan dan lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat Karangasem. bagi ibu-ibu yang melahirkan, tidak perlu lagi harus jauh-jauh dan ribet lagi dalam mengurus akte kelahiran bagi putra-putrinya yang baru lahir. Karena nantinya bisa langsung diurus dan dikeluarkan di rumah sakit,” ulasnya. Masih Pro 21, untuk sektor ekonomi menurutnya penciptaan lapangan kerja cukup penting.

“Kami sudah merancang digitalisasi pajak untuk meningkatkan PAD dengan menekan kebocoran pajak semaksimal mungkin, serta digitalisasi layanan masyarakat lainya. Tentunya kami juga akan melakukan penyelarasan program pembangunan pusat, provinsi dengan daerah,” bebernya.nov/utm

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER