Dua Buruh Proyek Villa Di Bukit Songan Tewas Tertimbun Longsor, Begini Kronologisnya

  • 23 Agustus 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2413 Pengunjung
istimewa

Bangli, suaradewata.com – Nasib naas dialami dua orang buruh proyek pembangunan Hostel asal Pasuruan, Jawa Timur yakni Fendi Akhmad (23) dan Gatot Wahyudi (45). Pasalnya, diduga saat sedang tertidur pulas, keduanya justru tertimbun tanah senderan setinggi 7 meter yang longsor di lokasi tempatnya bekerja di br. Pulu, Songan, Kintamani, Bangli. Peristiwa yang merengut korban jiwa itu, diperkirakan terjadi pada Kamis (22/8) malam. Namun kejadian itu baru diketahui rekan kerja korban, I Nyoman Murah, 39, yang juga buruh lokal setempat, Jumat (23/8) sekitar pukul 07.30.

Ditemui dilokasi, saksi Nyoman Murah yang juga merupakan buruh ditempat tersebut menceritakan , saat tiba sudah melihat kondisi senderan telah longsor. Awalnya, dia mengaku tidak tahu kalau korban tertimbun. “Tapi saya lihat motornya ada di parkiran dan saya baru ingat mereka tidur di proyek. Karena itu, langsung saya lari turun untuk meminta pertolongan warga," ungkapnya. Lebih lanjut, dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti kejadian tersebut. Namun pihaknya menduga, musibah tanah longsor terjadi pada malam hari saat korban tidur pulas.

Pantauan di lokasi, dibelakang bangunan tempat tidur korban sejatinya sudah sebagian disender menggunakan dinding beton dan batu. Sedangkan yang longsor, adalah sisa tanah tebing yang belum dibeton tersebut sehingga tepat menghantam lokasi tempat tidur korban yang berada dibawahnya hingga tembok belakangnya turut ambruk menimpa korban.

Tindak lanjut dari itu, untuk proses evakuasi jenazah korban, polisi Polsek Kintamani bersama warga bahu-membahu membereskan sisa puing reruntuhan dan gundukan tanah senderan. Proses evakuasi berjalan a lot. Sebab, warga hanya menggunakan peralatan seadanya. Mengingat, untuk mendatangkan alat berat sudah tidak mungkin lantaran jalur menuju TKP berada di perbukitan dengan akses jalan yang cukup sempit dan curam dengan ketinggian sekitar 200 meter dari kaki bukit.

Sementara pemilik hostel, I Ketut Mula mengaku sejatinya dirinya sudah mewanti-wanti supaya korban tidur di rumahnya. Bahkan Ketut Mula sudah menyediakan tempat tidur untuk kedua korban. Namun ajakan pria yang juga Kepala Dusun Pulu, Songan, itu justru ditolak korban. “Saya sudah mengajak agar tidur dirumah. Namun keduanya tetap memilih tidur di lokasi proyek. Alasannya biar nyaman aja,” ungkapnya.

Diceritakan, Fendi dan Gatot sebenarnya sempat tinggal di rumah pemilik hostel selama dua hari. Dua hari sisanya, korban memilih tinggal di lokasi proyek. Saat itu, kedua korban padahal juga sempat mengeluhkan hawa di lokasi sangat dingin. Mengingat hostel yang dibangun berdiri di atas perbukitan Songan. Disebutkan juga, Hostel tersebut sudah mulai dibangun sejak tiga bulan lalu. Rencananya terdapat empat kamar di sana.

Secara terpisah, Kapolsek Kintamani Kompol. I Made Raka Sugita saat dikonfirmasi membenarkan adanya musibah longsor yang merengut dua korban jiwa tersebut. “Setelah menerima laporan kejadian tersebut, anggota kita langsung turun ke TKP membantu proses evakuasi, memeriksa saksi-saksi dan menggelar olah TKP,” ungkapnya. Disampaikan, pada hari naas tersebut, sejatinya semua buruh sudah berhenti bekerja pukul 17.00 wita. Namun korban justru memilih tinggal di bangunan bedeng, tempatnya bekerja. "Kemungkinan kejadiannya malam hari. Diduga karena kondisi tanah yang labil sehingga menyebabkan longsor yang menimbun kedua korban,” tegasnya.

Meski demikian, pihaknya mengaku masih akan melakukan pendalaman lagi. “Untuk jenazah kedua korban, setelah berhasil dievakuasi telah langsung dibawa dan dititipkan sementara ke ruang jenazah RSUD Bangli, mengingat keluarga korban berada di luar Bali" pungkas Kompol. Raka Sugita. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER