SURYA Datang, PAS "Check Out"

  • 27 Agustus 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 5885 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Dibalik kemewahan acara launching Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng yang diselenggarakan KPU Buleleng, muncul sejumlah fenomena. Pasangan bakal calon yang naik dari jalur perseorangan yakni Dewa Nyoman Sukrawan – Gede Dharma Wijaya (Surya) tampak berada di luar barisan dan duduk berkumpul dengan tim pemenangan SURYA pada acara yang berlangsung di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Jumat (26/8).

Sempat terjadi “Insident” kecil yang membuat Sukrawan dan Dharma Wijaya memilih berada di luar lingkaran undangan. Perdebatan antara Sukrawan pun terjadi dengan panitia acara yang turut mengundang rival politik Panglima PDIP Buleleng itu yakni Putu Agus Suradnyana.

“Pak Dewa (Sukrawan) tadinya datang karena di undang. Kebetulan bersama dengan saya juga turut diundang oleh KPU. Waktu ke depan, ternyata tidak ada namanya di kursi undangan lalu oleh panitia acara diarahkan duduk ke belakang. Jadi, gabung sama unsur SKPD Buleleng,” papar Sumber suaradewata.com yang lebih awal datang serta turut menghadiri acara selaku undangan.

Sukrawan dan Dharma Wijaya yang satu-satunya bakal calon Bupati dan Wakil Bupati dari perseorangan di Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017 itu pun akhirnya duduk berada di luar barisan undangan layaknya seperti masyarakat yang datang untuk menonton acara tersebut.

Fenomena unik lagi pun muncul pasca pemukulan Gong yang dilakukan komisioner KPU RI, Fery Kurnia Rizkiansyah, tepatnya ketika Bupati Suradnyana yang juga selaku Ketua DPC PDIP Buleleng beranjak meninggalkan acara melewati pintu sisi timur gedung tersebut.

Suradnyana enggan dikonfirmasi oleh sejumlah media terkait dengan rekomendasi dari DPP PDIP yang hingga kini belum muncul. Bupati yang ramah senyum ini menghindari konfirmasi wartawan sambil mengatakan “No Comment” ketika disodok kejelasan rekomendasi PDIP yang hingga kini “belum jelas nasibnya”.

Bahkan, Suradnyana pun tampak salah tingkah ketika harus melewati barisan SURYA yang duduk tepat di sebelah pintu keluar sisi timur yang akan dilaluinya. Salam cakupan tangan yang diarahkan kepada Sukrawan pun akhirnya tidak berbalas disebabkan Panglima PDIP Buleleng yang maju ke Pilkada Buleleng lewat jalur independent itu sibuk berkomunikasi dengan gadgetnya.

Dalam acara yang dirangkaikan dengan lounching maskot Pilkada Buleleng 2017 juga menampilkan fragmen tari modern yang mengisahkan pertarungan antara Rama dengan Sugriwa yang merupakan tokoh dalam lakon cerita Ramayana.

Dalam cerita tersebut dikisahkan perang saudara yang terjadi di negeri para kera antara Sugriwa dengan saudaranya. Hingga pada akhirnya muncul Rama Dewa yang merupakan jelmaan dari awatara Dewa Wisnu. Rama yang diceritakan sedang mencari istrinya akhirnya membantu Sugriwa yang berjanji akan turut membantu pencarian. Ironisnya, janji tersebut akhirnya diingkari dengan penghianatan Sugriwa.

Fery Kurnia dalam sambutannya mengatakan sangat yakin dengan kondisi politik di Buleleng yang tidak pernah akan masuk pada riwayat kelamnya. Kondisi tersebut mengingatkan sejumlah konflik panas yang terjadi hingga peristiwa pembakaran di beberapa tempat kawasan Bali Utara.

“Ke depan, (Pilkada) Buleleng akan menjadi bagian yang sangat penting bahkan menjadi barometer untuk proses demokrasi di Bali bahkan harus menjadi barometer demokrasi di Indonesia,” ungkap Fery disambut tepuk tangan meriah dari hadirin yang menyaksikan acara tersebut. adi/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER