Fit and Propertest KBM Hanya Basa-basi

  • 07 Juni 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 4222 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Hanya basa-basi, hanya formalitas, hanya dagelan. Itu kesan atas uji kepatutan dan kelayakan (fit and propertest) bagi 32 bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, yang dilaksanakan Koalisi Bali Mandara (KBM), di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, 6-8 Juni.


Pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan ini, memang secara umum mendapat apresiasi. Sebab, forum ilmiah seperti ini, baru pertama ada di Bali. Apalagi untuk proses ini, KBM melibatkan 11 profesor dan pakar dari berbagai perguruan tinggi di Bali. 

Hanya saja di tengah apresiasi ini, ada kesan kuat bahwa proses ini justru hanya dagelan atau basa-basi saja. Kesan ini muncul, lantaran konon untuk enam kabupaten dan kota yang menggelar Pilkada serentak pada 9 Dersember 2015, KBM sesungguhnya sudah menyiapkan pasangan calon.

Hanya saja untuk memberikan kesan proses rekruitmen yang manis kepada publik, KBM menggelar fit and propertest yang merupakan bagian dari uji publik bagi kandidat. Selain itu, kesan basa-basi dalam fit and propertest ini juga ada, lantaran waktu yang disediakan bagi peserta untuk memaparkan visi, misi dan program, hanya diberikan tujuh (7) menit.

Bahkan, untuk menjawab pertanyaan 11 panelis yang terdiri dari guru besar dan pakar, kandidat hanya dijatah waktu empat (4) menit. "Memang dari sisi waktu, kita juga kecewa," tutur Ida Bagus Komang Astawa Merta, bakal calon bupati Tabanan, di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Minggu (7/6).

"Dengan waktu yang terbatas, kita tidak bisa secara detail paparkan visi, misi dan program. Apalagi untuk menjawab pertanyaan dari 11 panelis, kami hanya diberikan waktu empat menit," imbuh Astawa Merta, yang juga Sekretaris DPD Partai Demokrat Bali itu.

Meski kecewa soal minimnya waktu, Astawa Merta menepis bahwa proses ini hanyalah formalitas belaka. Menurut dia, fit and propertest yang melibatkan 11 profesor dan pakar ini merupakan hal baru bagi dinamika politik di Pulau Dewata.

"Ini sangat bagus, karena kami selaku bakal calon juga bisa mendapatkan masukan-masukan penting dari para profesor dan pakar," tutur Astawa Merta.

Hal tak jauh berbeda juga disampaikan bakal calon bupati Badung, Anak Agung Gde Gerana Putra. Ia berpandangan, fit and propertest ini adalah sejarah baru bagi Bali. Apalagi, banyak pengalaman yang didapatkan bakal calon kepala daerah dari proses ini.

Di antaranya, terkait keberanian untuk memaparkan visi dan misi hingga mempertahankan argumentasi. Hal lain adalah, para kandidat juga mendapat pengetahuan gratis dari para pakar dan guru besar yang menjadi tim penguji.

"Jadi ini hal yang sangat positif bagi kami sebagai bakal calon. Tetapi memang waktu yang disediakan untuk kami, cukup terbatas," ungkap Gerana, yang juga mantan anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Bali. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER