Ganja Resmi Boleh Dijual di Uruguay

  • 08 Mei 2014
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4207 Pengunjung

Presiden Jose Mujica menandatangani undang-undang penjualan ganja secara bebas pada Selasa kemarin (6/5/2014).
Apotek dan toko obat di seluruh Uruguay bakal menangguk untung karena mendapat kewenangan menjual rokok berbahan ganja pada akhir tahun ini.
Jajak pendapat menemukan, sebagian besar masyarakat Uruguay tak setuju dengan penjualan ganja yang dilegalkan. Namun Presiden Mujica bilang kepada The Associated Press Jumat pekan lalu bahwa pemerintahnya harus mencobanya terlebih dahulu.

“Saya ingin mengamankan hak masyarakat untuk bereksperimen. Kalau tidak pernah mencoba, kita bisa dicerca sampai lumpuh. Kalau mau maju harus berani mencoba, jangan seperti foto yang tidak pernah berubah sedikit pun,” kata Mujica enteng.
Mujica dan kabinet pelangi yang tergabung koalisi Front Besar menanda tangani undang-undang penjualan mariyuana di balik pintu tertutup, padahal masyarakat Uruguy ramai masih membahasnya akhir-akhir ini.

Sosioalisasi penjualan ganja secara bebas dirayakan dengan kaus oblong bergambar daun “gelek” dengan tulisan “Mujicannabis.” Namun sang presiden ogah membubuhkan tanda tangannya. Mujica lebih suka menikmati pizza bersama teman-temannya di restoran di Montevideo.
Dengan tanda tangan Mujica, peraturan penjualan ganja legal itu efektif sudah berlaku, ujar sekretaris wakil presiden Diego Canepa kepada AP.

Peraturan ini juga menentukan, warga Uruguay berumur 18 tahun atau lebih tua dapat medaftarkan diri untuk memperoleh lisensi hak menanam enam pohon ganja per rumah tangga dan memanen 480 gram gaja per tahun. Atau, ikut klub petani gelek beranggotakan 15 hingga 45 orang dan menanam tidak lebih dari 99 pohon ganja.

Mujica bermaksud melegalisasi industri ganja untuk menghindarkan warga dari cengkeraman tindak kejahatan terorganisir dan merehabilitasi mereka yang kecanduan dan bukan melakukan ancaman hukuman.
Ganja legal itu sepertinya mudah diucapkan, namun penerapannya mengatakan lain. Pada Senin kemarin, polisi menyelidiki kasus pembantaian seorang pemuda berumur 24 tahun yang bersiap memanen enam pohon ganja di rumahnya.

Pemuda bernama Darwin Porley ditembak di kaki lima pada Ahad malam (4/5/2014), tulis koran El Pais. Dua orang yang menembak Porley menginginkan semua ganja yang bakal dipanen, karena dianggap akan merusak pasar yang dibuka oleh kawanan ini.
Sementara para pejabat Uruguay mengatakan tak tahu menahu jika tanaman kanabis ini hanya dipanen untuk keperluan pribadi atau untuk diperdagangkan


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER