Menggunung Sampah Dari Badung Tuai Kritik Mahasiswa dan Pemuda

  • 27 April 2024
  • 12:55 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 1362 Pengunjung
I Made Arya Bayu Suta, Ketua ST. Tunas Muda, Cemagi (kiri) dan I Gusti Agung Arya Dhanyananda, Ketua PC KMHDI Badung (kanan)

Badung, suaradewata.com- Mahasiswa dan pemuda mengkritisi tak kunjung usainya masalah sampah pasca terbakarnya TPA Suwung Oktober 2023 lalu. Kritik itu datang dari Ketua PC KMHDI Badung dan Ketua ST. Tunas Muda desa Cemagi melalui rilis pers hari Jumat, 26 April 2024.

Ketua Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Badung, I Gusti Agung Arya Dhanyananda menyayangkan Bali sebagai destinasi pariwisata dunia dan dijuluki Pulau Dewata tak usia-usai diganyang masalah sampah. Bahkan mahasiswa yang kerap disapa Arya Nanda ini menyebut masalah sampah masuk kategori darurat.

Dengan tegas ia menyatakan terbakarnya TPA Suwung bersama dengan dua TPA lain bulan oktober lalu adalah bukti Bali tidak pernah serius menangani sampah. Arya juga menyinggung kontribusi pemerintah kabupaten Badung kurang optimal, padahal secara anggaran daerah sangat mendukung.

“ya kalau masyarakat disuruh milah sampah organik, non-organik, B3, tapi mobil pengangkut hanya satu jenis, pas ngangkut dicampur lagi, ya wajar masyarakat jadi malas milah sampah”, keluhnya.

“padahal secara angaran itu kan besar sekali kabupaten Badung, masa TPA mandiri belum punya, fasilitas pilah sampah juga anget-anget sesaat aja, “ tambah Arya.

Di sisi lain, I Made Arya Bayu Suta yang merupakan ketua Sekaa Taruna Tunas Muda Desa Cemagi menyampaikan sepaham dengan apa yang disampaikan Ketua PC KMHDI Badung.

Pemuda kecamatan Mengwi itu menyebut pentingnya masyarakat diberi pemahaman terkait pengolahan sampah yang baik dan didukung dengan fasilitas teknologi pengolahan sampah yang efisien dan efektif.

“Jika tidak dikelola dengan baik, sampah dapat menimbulkan berbagai permasalahan, seperti permasalahan estetika, faktor penyakit, bau dan debu, pencemaran air, bahaya kebakaran, dan penyumbatan saluran air, “ terang pria yang kerap disapa Arya Bayu.

Terakhir, ia mengingatkan bahwa masyarakat Bali memiliki konsep hidup Tri Hita Karana, yaitu keselarasan dengan sesama manusia, dengan alam, dan dengan Tuhan. Arya Bayu percaya bahwa masalah sampah akan teratasi bila Tri Hita Karana dijalankan dalam bentuk praktek berkehidupan sehari-hari.ran/adn


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER