Tolak Tambang, Kantor Bupati Matim "Dikepung" Warga

  • 13 Oktober 2014
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2612 Pengunjung

NTT, Suaradewata.com - Ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat Manggarai Raya (Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur) - Flores, NTT "mengepung" Kantor Bupati Manggarai Timur (Matim), di Borong, Ibu Kota Kabupaten Matim - Flores, NTT, Senin (13/10/2013). Masyarakat dari berbagai elemen para Pastor (Gereja), mahasiswa STKIP Santo Paulus Ruteng, Mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral (Stipas Ruteng) dan massa dari berbagai wilayah Matim melakukan aksi tolak tambang. Sebenarnya, aksi tolak tambang ini bukan kali pertama. Aksi ini lantas sebelumnya terjadi kericuhan di Tumbak, salah satu titik tambang di Matim - Flores, NTT


Pantauan media setempat, massa yang dikomandoi puluhan pastor ini berkumpul di Aula Kevikepan Borong sekitar pukul 09.00 Wita. Sebelum melakukan aksi, diawali ibadat bersama dipimpin kevikepan Boron, Romo Simon Nama Pr, didampingi Pater Simon Suban Tukan dan Romo Herman Ando Pr. Massa kemudian pawai keliling kota Borong yang berawal dari  Kantor DPRD Manggarai Timur dan seterusnya menuju ke Kantor Bupati di Lehong.

Masa di terima langsung Wakil  bupati Manggarai Timur Agas Andreas, didamping Sekda Mateus Ola Beda, didampingi para pimpinan SKPD, asisten Staf Ahli dan puluhan staf turut menyaksikan pada penolak tambang. Tampak Aparat kepolisian Resot Manggarai, anggota Satpolpp sudah kawal keamanan di Kantor Bupati.

Massa menyampaikan tuntutan agar pertambangan mineral di Matim segera dihentikan. Karena akan merusak ekologis, tanah, hutan, air, sungai kebun, lahan pertanian di Matim. Selain itu, Tambang juga pemicu keberlansungan planet bumi, membahayakan kesehatan para pekerja dan warga lingkar tambang. Proses kemiskinan dan pemelaratan sistematis dan masif bagi masyarakat. Dapat memicu konflik yang memecahbelahkan masyarakat.
Tanah adat (lingko) dirusak menjadi kumbang besar gersang dan beracun serta memanipulasi hukum adat mamupun hukum negara dan lain sebagainya. "Ini akan menjadi akibat buruk terhadap topografi karena tambang. Tambang tidak menyelesaikan persoalan," tegas koordinator aksi, Pater Simon Suban Tukan, SVD.

Pater Simon juga mengatakan, Tuntutan aksi ini meminta agar bupati cabut tambang. "Kami minta Pemkab Manggarai Timur segera cabut tambang," tegas Pastor asal Flores Timur ini.

Sebanyak empat tuntutan oleh para demonstran kepada bupati Manggarai Timur Yoseph Tote dan Wakil Bupati Matim Agas Andreas yakni mencabut segala izin tambang mineral di kabupaten Matim, pencabutan izin tambang di Matim mesti dilakukan secepatnya dan selambat-lambatnya satu bulan sejak pernyataan ini. "Bila tuntutan itu tidak dilanjuti, maka kami akan melakukan gerakan yang lebih masif dan berkelanjutan sampai tuntutan terpenuhi," teriak massa lain.

Wakil bupati Agas Andreas saat menerima domonstran mengatakan, petisi tuntuan di terima. Akan tetapi belum bisa memberikan keputusan karena atas desakan. "Saya terima tuntutan ini, kami akan pelajari dulu, karena saya tidak mau ambil keputusan karena ditekan", katanya.

Agas, tegas tidak mau menandatangani surat pernyataan tersebut. "Saya  pasti menerima petisi dari pengunjuk rasa dan selanjutnya petisi itu akan dipelajari dan dibahas bersama oleh pemerintah kabupaten Matim untuk bisa diambil sebuah keputusan." Katanya. vie


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER