Eka - Jaya dan Jana – Amerta Saling “Serang”

  • 19 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 5990 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Debat calon Bupati dan Wakil Bupati Tabanan di Hotel Pan Pasific, Kamis, (19/11) malam antara pasangan Ni Putu Eka Wiryastuti – I Komang Gede Sanjaya (Eka – Jaya) dengan pasangan I Wayan Sarjana – IB. Astawa Merta (Jana – Amerta) berlangsung lancar. Kedua calon Bupati yakni Ni Putu Eka Wiryastuti dan I Wayan Sarjana saling “serang” dalam sesi tanya jawab.

Debat yang berlangsung sekitar satu jam lebih itu terbagi menjadi beberapa sesi. Sesi yang pertama kedua kandidat diberikan kesempatan menyampaikan visi dan misinya selama 3 menit. Sesi berikutnya kedua kandidat mendapatkan pertanyaan dari beberapa panelis. Dan puncaknya kedua kandidat saling bertanya satu sama lain. Giliran yang pertama adalah Ni Putu Eka Wiryastuti bertanya ke Wayan Sarjana. Pertanyaannya sederhana, kata Eka dalam Eka – Jaya jilid I, disebutkan Sarjana adalah bagian dari Eka Jaya. “Saya ingin bertanya apa saja kesuksesan paslon 2 (Sarjana) selama menjadi bagian Eka – Jaya jilid I, terutama bagi masyarakat Baturiti” ucapnya. Mendapat pertanyaan tersebut Sarjana tidak mau kalah, kata dia dirinya menegaskan kala itu dirinya adalah anggota DPRD. Tentunya menjalankan tugas dan fungsinya sebagai anggota dewan. “Kami didanggota dewan tidak melakukan eksekusi anggaran, yang melakukan eksekusi anggaran adalah eksekutif, pertanyaan ini sangat saya sayangkan,” tegasnya.

Setelah itu giliran bali I Wayan Sarjana yang bertanya kepada Eka, pertanyaan Sarjana adalah soal patung Wisnu Murti di perempatan Kediri yang diganti dengan patung Bung Karno. “Kala itu dewan tidak merekomendasi, kenapa diputuskan sepihak,” ucap Sarjana bertanya. Mendapat pertanyaan demikian Eka menjawabnya dengan lugas. Kata dia soal pembangunan patung bung karno sejarahnya panjang yang semestinya dapat dipisahkan agama dan pertangungjawaban keuangan. “ Di dalam APBD disebutkan, dibuat tatakan patung bung karno,” jelasnya. Jadi untuk mempertangungjawabkan isi APBD tersebut maka dirinya membangun patung bung karno. “Kalau bunyi dalam APBD dibangun tatakan patung doraemon maka patung doraemon yang dibangun disana,” tandasnya.   Dengan penggunaan anggaran dan administrasi yang  benar maka dalam kepemimpinannya Tabanan diberikan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) oleh BPK, BPKP. “Karena pengelolaan keuangan yang baik, kita mendapatkan bantuan  Rp 26 Milyar, yang akan kita gunakan untuk kesejahteraan masyarakat” tandasnya.  Dan jika ingin merubah patung bung karno, dirinya tidak menolak asalkan bunyi APBD dirubah dulu. “ Apabila kita ingin merubah mari kita rubah juga bunyinya di dalam APBD, dan saya siap,” tegasnya.

Dan sesi terakhir dari debat pertama itu adalah closing statement dari masing-masing kandidat. Secara umum debat berlangsung aman dan lancar. Empat penalis yang memberikan pertanyaan masing masing Prof Subawa,  ahli hukum tata negara  Unud, Prof Wyn WIndia Dosen Pertanian UNUD, Dr Drs Dewa Nyoman Oka dari IKIP Saraswati Tabanan dan Prof I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa Dekan Fisip UNUD.   Debat kedua akan digelar kembali tanggal 30 November 2015 mendatang. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER