PDIP Kumpulkan Seluruh Kandidat

  • 09 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3902 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Menjelang pencoblosan Pilkada serentak 9 Desember mendatang, PDIP mengumpulkan seluruh kandidat dari enam kabupaten dan kota di Bali. Para pasangan calon yang diusung 'banteng' ini dihadirkan di Kantor DPD PDIP Bali, Sabtu (7/11), untuk kembali memantapkan visi dan misi masing-masing.

Pemantapan visi dan misi ini sekaligus untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada para pasangan calon agar sejak awal bisa membangun komitmen, kerjasama, dan bersinergi antar daerah. Sinergi antar daerah ini penting, karena UU Tentang Pemerintahan Daerah memberikan otonomi kepada masing-masing daerah.

"Diperlukan suatu kebersamaan untuk membangun Bali dengan suatu terobosan kebijakan yang memungkinkan adanya kerjasama (sinergi) antara kabupaten yang satu dengan yang lain tanpa harus menunggu pemerintahan di atasnya,” kata Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, usai acara bertajuk 'Debat Visi - Misi Pasangan Calon' ini.

Dikatakan, dari pengalaman sebelumnya, ada kepala daerah yang lebih mampu mengelola dari sisi perencanaan, pelaksanaan program, dan juga anggarannya. Namun di sisi lain, ada juga kepala daerah yang kemampuannya kurang. Itu sebabnya sangat penting membangun sinergi ke depan.

Sinergi tersebut, kata dia, harus memiliki suatu ideologi yang jelas dan terarah yakni ajaran Tri Sakti Bung Karno. Sebab, pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah kabuapten/kota tidak bisa secara parsial, namun harus saling gotong royong dan tolong menolong.

"Ideologinya PDIP-lah yang menyatukan visi misi mereka yaitu dengan jalan Tri Sakti Bung Karno untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bali,” tandas Koster.

Ia menambahkan, derasnya arus otonomi daerah telah membawa dampak negatif dalam pembangunan bangsa secara keseluruhan yang ditandai dengan tingginya semangat egoisme wilayah maupun egoisme sektoral. Kondisi demikian pun sangat tampak dalam pembangunan di kabupaten/kota di Bali, yang ditandai dengan ketimpangan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya.

"Karena itu, PDIP memandang perlunya sinergitas pembangunan kabupaten/kota di Bali. Hal ini mengingat Bali adalah pulau yang wilayahnya sangat kecil, tetapi memiliki keindahan yang memancar dari kearifan lokal, tradisi, adat dan budaya masyarakatnya yang tidak saja dicintai oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga dicintai oleh masyarakat dunia internasional," ucapnya.

Dengan adanya sinergitas antar daerah di Bali, Koster yakin, permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di kabupaten/kota di Bali dapat diselesaikan. Namun ini harus diawali dengan mengembangkan komitmen politik bersama, semangat kerja sama, saling mengisi yang dijiwai oleh semangat gotong royong dengan duduk bersama guna memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di daerahnya.

Sementara Sekjen DPP PDIP Hasto Kristanto, juga meminta hal yang sama kepada pasangan calon yang diusung oleh PDIP dalam Pilkada serentak, jika kelak terpilih. "Para calon, agar meningkatkan sinergitas pembangunan di setiap daerah. Ini suaru terobosan yang baru dalam kematangan demokrasi di Indonesia khususnya di Bali,” tuturnya.

Untuk di Bali sendiri, Hasto menilai pendekatan pembangunan kebudayaan agraris yang berlandaskan Tri Hita Karana, sangat penting. Dengan adanya dialog dan debat visi misi kali, ia berharap, semua pasangan calon bisa berkomitmen kepada rakyat.
"Kebudayaan agraris yang berlandaskan Tri Hitara Karana itu bisa bekerja di seluruh aspek kehidupan masyarakat di Bali. Dan ternyata seluruh pasangan calon memiliki komitmen yang sama, dan mereka telah memilih jalan Tri Sakti Bung Karno untuk membangun Bali,” tegas Hasto.

Debat Visi Misi Pasangan Calon yang diusung oleh PDIP ini, mengambil tema 'Melalui Jalan Tri Sakti Bung Karno, Kita Sinergikan Manajemen Pembangunan Bali Guna Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat. Untuk kegiatan ini, PDIP Bali mendatangkan panelis seperti Dr. Sapta Nirwanda, Prof. Dr. I Wayan Sirta, Dr. Gede Arya Sugiarta, Prof. Deden N. Wahyudi Aulia Kusumah, Prof. Dr. Komang Gede Bendesa, Dra. Sarwo Budi Wuryanti Sukamdani, Dr. Ni Made Eka Mahadewi, Prof. Wisnu Murti.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER