Pejabat Harus Mundur Jika Gagal Tangani Sampah

  • 09 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3741 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Provinsi DKI Jakarta saat ini sedang berjibaku dengan persoalan sampah. Ini hanya salah satu contoh, betapa menangani masalah sampah tidaklah sederhana. Sebab banyak daerah lainnya di Indonesia, termasuk Bali, juga tak kalah kelimpungan mengurus sampah.

"Selain karena rendahnya kesadaran masyarakat, persoalan sampah ini juga ternyata akibat kurangnya kepekaan pemerintah," tegas Pembina Yayasan Bali Harum, Nyoman Tirtawan, di Denpasar, Senin (9/11).

Menurut dia, pemerintah sesungguhnya mempunyai kemampuan dalam menangani sampah. Namun sayangnya, pemerintah belum mempunyai kemauan untuk melakukan hal tersebut. Atas dasar itu, Tirtawan mendesak agar para pejabat yang gagal menangani sampah, segera mundur dari jabatannya.

"Kita tahu pemerintah punya segalanya. Yang mereka tidak miliki adalah kemauan dan usaha. Karena itu saya dorong pejabat yang hanya duduk sebagai pejabat tetapi tidak melakukan tugas-tugasnya. Kalau tidak mampu dan tidak mau, lebih baik mundur jadi pejabat! Percuma rakyat bayar pajak mahal-mahal untuk menggaji pejabat tetapi tidak mau kerja,” ujarnya.

Tirtawan juga secara khusus meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, agar tidak membuang sampah ke sungai. Mengingat kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus itu akan dapat merusak lingkungan. Selain itu, sampah yang jorok akan mengganggu kesehatan masyarakat.

"Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, saya sarankan jangan buang-buang sampah sembarangan karena apa yang mereka lakukan akan merusak lingkungan. Saya sangat prihatin, miris, malu melihat Bali ini jorok dan kotor," kata anggota DPRD Bali itu.

Politisi Partai NasDem itu bahkan berikrar, jika masih melihat daerah ini, khusus Buleleng, belum bersih dari sampah, maka tidak ingin meninggal dunia dulu. "Saya berikrar sebelum Bali betul-betul bersih total, saya minta kepada Tuhan, saya belum mau mati. Tetapi setelah Bali ini bersih total, okelah nyawa saya kapanpun diambil tidak masalah bagi saya," ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Tirtawan juga menyinggung pemerintah kabupaten yang hanya menghabiskan uang, tetapi tidak ada hasilnya. "Solusi banyak, sudah ada perda, alat-alat, dana semua ada. Cuma nggak ada yang mau kerja. Kita ingin memberikan penekakan moral kepada pemerintah jangan hanya buat retorika saja. Sudah buat perda, kunker, studi banding segala, tapi nggak ada hasilnya,” tandasnya.

Sebelumnya, Minggu (8/11), Tirtawan bersama ratusan orang masyarakat dan aktivis lingkungan dari Yayasan Bali Harum dan Yayasan Orhiba melaksanakan aksi bersih-bersih sampah plastik di muara Sungai Buleleng di Eks Pelabuhan Buleleng. Mereka memunguti sampah-sampah plastik yang ditemui dan dimasukkan ke dalam kampil.

Aksi itu dilakukan, lantaran sampah di sungai terpanjang di Buleleng ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sungai itu sudah tampak seperti kubangan lumpur yang bercampur sampah, sehingga sangat sulit untuk dibersihkan.

Ia bahkan menyesalkan sikap Pemkab Buleleng, yang terkesan tidak serius untuk menangani permasalahan sampah di wilayahnya. Padahal, Pemkab Buleleng cukup memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mengelola sampah. Terlebih Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana telah menargetkan Buleleng Bebas Sampah Plastik 2015.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER