Jaga Budaya Bali, Jana-Amerta Dideklarasikan di Puri Agung Kerambitan

  • 07 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 5173 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Setelah sukses menggebrak kecamatan lain kini pasangan I Wayan Sarjana – IB. Astawa Merta (Jana – Amerta) menggebrak Kecamatan Kerambitan. Dengan konsep pelestarian “Budaya dan Adat Istiadat Bali”, Jana – Amerta di Deklarasikan di Puri Agung Kerambitan, Jumat, (6/11) malam.

Paket Jana Amerta memilih Puri Agung Tabanan sebagai lokasi kegiatan lantaran paket ini memiliki komitmen menjaga Budaya dan Adat Istiadat Bali, khususnya Tabanan. Sehingga dalam kegiatan tersebut pasangan calon sekaligus mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian adat budaya Bali. “”Kita harus ingat, menghargai dan melindungi Budaya dan Adat Istiadat lokal yang merupakan bagian dari kearifan lokal,” ucap Sarjana. Selain mengajak masyarakat melestarikan Budaya Bali, Sarjana juga menyampaikan visi dan misinya jika kelak terpilih menjadi Bupati Tabanan. Yang paling pokok dalam visi misinya adalah pembenahan infrastruktur jalan yang ada di Tabanan yang selama ini sering dikeluhkan masyarakat. Selain infrastruktur jalan Sarjana juga memiliki program unggulan dibidang kesehatan yakni membangun rumah sakit kelas bawah sehingga masyarakat tidak lagi susah mencari kamar saat berobat di rumah sakit. Dan yang lagi hangat, yakni Sarjana menegaskan dalam program seratus harinya dia akan kembali membangun patung wisnu murti di perempatan Kediri, yang kini dibangun patung bung karno. “Program 100 hari saya jika terpilih adalah kembali membangun patung wisnu murti di catus pata Kediri, yang kini digangti menjadi patung Bung Karno,” tegas Sarjana.

Sementara salah satu tokoh puri kerambitan Anak Agung Ngurah Gede Muliawan mengatakan bahwa Budaya adalah akar dari Bangsa Indonesia. Dia berharap Jana – Amerta mampu membawa Tabanan ke arah yang lebih baik melalui program-program yang sudah dipersiapkan. Meski demikian dia juga mengingatkan para pemimpin kedepannya. “Kekuasaan itu seperti Narkoba, karena kekuasaan itu sangat nikmat dan memabukan, seorang pemimpin harus menjadi seorang pelayan masyarakat dan bukan sebagai seorang penguasa. Karena bila seorang pemimpin merasa dirinya sebagai seorang penguasa maka akan hancurlah pemerintahan dan Masyarakat yang dipimpinnya,” bebernya. eka/ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER