Berantas Rabies Melalui Cara Niskala

  • 23 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3177 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Meningkatnya kasus rabies di Bali, membuat Pemprov Bali mengintensifkan penanganan akan anjing liar di Bali. Hanya saja, pola-pola vaksinasi hingga eliminasi yang dilakukan selama ini, belum membuahkan hasil yang maksimal.

Mencermati kondisi ini, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengusulkan penanganan rabies agar sebaiknya dilakukan dengan upacara keagamaan di masing-masing desa pakraman (adat) di Bali. Usulan ini, berangkat dari pengalaman ketika monyet merajalela menyerang hampir setiap desa di Bali.

"Saat itu, cara eliminasi dilakukan. Namun justru makin membesar populasinya. Sehingga saat itu akhirnya dilakukan upacara agama. Dan itu terbukti berhasil,” ujar Sudikerta, di Denpasar, Rabu (23/9).

Ia pun menyarankan agar setiap desa pakraman menggelar upacara agama untuk pemberantasan anjing, khususnya anjing liar. Soal mekanismenya, demikian Sudikerta, setiap desa pakraman diharapkan menanyakannya kepada para sulinggih.

"Cobalah ditanyakan kepada yang lebih tahu, orang pintar seperti sulinggih. Setidaknya kita bisa tahu upacara apa yang tepat dilaksanakan untuk bisa mencegah merebaknya wabah rabies,” tuturnya.

Sudikerta menambahkan, adalah tindakan yang wajar apabila memberikan vaksin dan mengeliminasi anjing secara besar-besaran. Hanya saja, cara skala ini ternyata belum begitu ampuh. "Jalan Skala sudah ditempuh. Tinggal kita lakukan dengan jalan niskala. Semoga dengan keseimbangan skala-niskala, bisa menuntaskan kasus rabies ini,” ujar Sudikerta.

Sebelumnya, anggota DPD RI Dapil Bali Shri Gusti Arya Wedakarna, menyoroti masalah eliminasi anjing di Bali. Ia mengaku tidak setuju dengan adanya eliminasi anjing secara massal, karena ada yang berkepentingan di balik itu.

"Saya menolak eliminasi anjing, karena ada yang berkepentingan dibalik itu. Caranya gampang sebenarnya, tinggal kumpulkan anjing itu dalam satu rumah, siapa yang ke luar itu yang dimusnahkan,” tandasnya.

Sedangkan dalam sidang paripurna dengan agenda Pandangan Umum Fraksi Terhadap RAPBD Bali Tahun 2016, Selasa (22/9), Fraksi PDIP DPRD Bali juga menyoroti persoalan rabies ini. Fraksi PDIP bahkan mengingatkan semua pihak, bahwa kasus rabies ini pun bisa merusak Bali di mata internasional.

"Mari kita tumbuhkan rasa memiliki, dan bersama-sama untuk menjaga citra Bali ini," tutur anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, saat membacakan Pandangan Umum Fraksi PDIP.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER