BKSDA Atensi Kebakaran Susulan, Hutan Gunung Batur Paling Rawan

  • 19 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2898 Pengunjung

Bangli, Suaradewata.com – Pasca kebakaran yang melanda kawasan hutan konservasi Gunung Abang, Kintamani, Bangli kecemasan warga masih menghantui. Terlebih, musim kemarau diperkirakan masih panjang.  Bahkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali menyatakan sesuai pemetaan titik rawan kebakaran hutan,  saat ini yang paling rawan dilanda kebakaran yakni kawasan hutan Gunung Batur bagian bawah.  

Menurut Kepala Seksi Konservasi wilayah II BKSDA Bali, Ketut Catur Marbawa, sejatinya kawasan hutan Gunung Abang yang dekat dengan obyek wisata Penelokan itu, tidak termasuk titik rawan kebakaran. “Kondisi hutan di wilayah Penelokan tidak termasuk titik rawan kebakaran. Bisa dilihat dari pohonnya yang masih hijau. Sehingga kalau terjadi kebakaran, rasanya tidak mungkin akibat gesekan kayu,” ucap Catur saat dihubungi via telepon, Sabtu (19/09/2015).

Karena itu pihaknya menduga, kebakaran yang terjadi beberapa hari lalu melanda hutan Gunung Abang dan sekitarnya, disebabkan ulah oknum tak bertanggungjawab. “Bisa jadi karena puntung rokok atau memang dibakar. Kita masih lakukan penyelidikan,” tegasnya.  Lanjut dia, sesuai hasil pantauan BKSDA yang paling rawan saat ini dilanda kebakaran adalah kawasan hutan di bawah Gunung Batur. “Karena musim kemarau yang panjang, hampir tiga bulan terakhir tidak turun hujan menyebabkan kondisi  hutan bagian bawah Gunung Batur kering sehingga saat ini paling rawan terjadi kebakaran,” paparnya.

Untuk itu, pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai antisipasi dan atensi khusus untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang lebih luas. “Selain kita rutin melakukan patroli hutan. Sejumlah cubang penampung air juga sudah kita siapkan. Kita tinggal memantau ketersedian airnya saja,” jelasnya. Disebutkan, sedikitnya ada 10 cubang yang ada dikawasan hutan Kintamani. Delapan cubang ada dikawasan hutan bagian atas dan dua cubang di bagian bawah. “Ketersedian air dalam cubang air ini, nantinya siapa pun  bisa memanfaatkan untuk menanggulangi jika terjadi kebakaran susulan,” tegasnya.

Meski demikian, pihaknya tetap berharap peran serta masyarakat luas dalam menjaga kelestarian hutan konservasi Kintamani terus ditingkatkan. “Sejauh ini masyarakat telah sadar akan manfaat hutan untuk kepentingan masyarakat banyak. Saat kebakaran terjadi, peran masyarakat begitu besar dalam memadamkan api. Kami juga ucapkan terimakasih.  Namun kami juga tetap berharap peran masyarakat ini, terus ditingkatkan kembali,” pungkasnya.

Sementara sesuai informasi yang dihimpun pasca kebakaran yang melanda kawasan hutan Gunung Abang dan sekitarnya itu, api telah berhasil dipadamkan pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.00 wita, sehari setelah kebakaran melanda. Saat ini, kondisi hektaran hutan tersebut diselimuti abu sisa-sisa kebakaran. Diperkirakan ratusan pohon berbagai jenis, ludes terbakar. Namun yang paling banyak adalah semak-semak yang terbakar. Karena itu, dibeberapa titik masih tampak kepulan asap sisa-sisa bara api yang masih mengepul.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER