Warga Resah, Puluhan Hektar Hutan Gunung Abang Terbakar

  • 18 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3541 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com– Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kawasan hutan Kintamani, tepatnya di wilayah Gunung Abang mengalami kebakaran hebat. Kebakaran mulai terjadi sejak Kamis (17/09/2015). Dampaknya, empat desa di seputaran kawasan hutan tersebut resah. Pasalnya, titik kobaran api yang melalap ribuan pohon pinus dan cemara yang tumbuh dihutan tersebut dekat dengan tempat suci dan pemukiman warga. Karena itu, warga pun hingga membunyikan kulkul bulus sebagai tanda bahaya, untuk bersama-sama meminta bantuan menghalau kobaran api tersebut.

Dari informasi yang dihimpun dilokasi, Jumat (18/09/2015), diketahui titik api pertama kali muncul dari kawasan hutan di desa Buahan. “Api pertama kali muncul dihutan dekat jalan raya,’ ungkap Ketut Suryawan, salah seoarang warga desa Buahan. Lebih lanjut dirinya mengaku, saat itu upaya pemadaman api dilakukan bersama tiga temannya yang lain. Hanya saja, karena kondisi ranting dan semak yang kering, menyebabkan api dengan cepat menjalar dan meluas. “Karena dekat dengan pemukiman, saya dengar ada suara kulkul bulus juga agar pemadan api bisa lebih cepat kami lakukan dengan melibatkan seluruh warga” sebutnya.

Saat itu, upaya pemadaman api dilakukan dengan cara trasional. Sejumlah warga tampak berupaya memadamkan api dengan cara menimbun dengan pasir. Ada pula dengan memukul-mukul api. “Kami juga membuat jaringan pemutus api, agar kobaran api tidak meluas,” tegasnya. Hanya saja, karena hembusan angin yang kencang sehingga api dengan cepat menjalar hingga diketinggian. Warga bersama petugas terkait, seperti Babinsa, Petugas Kehutanan dan BPBD Bangli, cukup kesulitan menjangkau. Dampaknya, kobaran api tersebut meluas hingga ke wilayah di tiga desa sekitar yakni Desa Suter, Desa Abang Songan dan Desa Abang Batu Dinding.

Kepala desa Suter, Wayan Nyepeg mengaku kobaran api sempat sampai  dibawah Pura Munggu, Banjar Bubung, Desa Abang. “Karena resah, warga kami juga menyuarakan kulkul bulus,” tegas Nyepeg. Saat itu, upaya memadamkan api juga dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan menimbun semak kering dengan tanah. Upaya ini cukup efektif untuk memadamkan api untuk sementara. “Untuk mengantisipasi agar api tidak sampai menjalar ke pura dan rumah penduduk, kita akan tetap berjaga-jaga hingga malam hari. Sebab, kami khawatir ada titik api yang masih aktif,” tegasnya.

Selanjutnya, selain menggunakan cara tradisional, pemadaman api juga dilakukan dengan mengerahkan dua unit mobil pemadam kebakaran dibantu BPBD Bangli. Sementara Kalak BPBD Bangli Wayan Karmawan dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya kasus tersebut. Pihaknya bersama warga, aparat TNI, Polisi dan warga desa tengah berupaya memadamkan api. Sesuai penghitungan awal luas hutan yang terbakar mencapai dua puluh hektar lebih,”katanya. “Saat ini, api sudah bisa dikendalikan,” pungkasnya.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER