Menristek Dikti RI, Panen Perdana Varietas Sidenuk

  • 14 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3257 Pengunjung

Gianyar, suaradewata.com- Menteri Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menriset Dikti), Prof. Drs H. Mohammad Nasir, M.Si, Ph.D melakukan panen padi perdana varietas Sidenuk, di Subak Kembengan, Desa Tulikup, Gianyar, Senin, (14/9). Panen perdana padi varietas sidenuk merupakan program kerjasama antara Pemda Gianyar, Polres Gianyar dan Bhayangkari dalam rangka peduli pangan.

 Penanaman padi varietas ini merupakan program pemerintah dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Program ini kerjasama antara Pemkab Gianyar, Polres Gianyar dan petani Subak Kembengan. Penanaman perdana dilaksanakan di atas lahan seluas 1,2 Hektar, sawah tersebut ditanam padi dengan menggunakan sistem tanam Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT BO) di lahan seluas 50 Are, menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 50 Are, dan sistem konvensional 20 are. “Kami ingin membuktikan sistem tanam yang mana yang terbaik, dan bisa diterapkan di Gianyar seterusnya,” terang Bupati Gianyar AA. Bharata.   

Lebih lanjut, Agung Bharata mengatakan jika petani menanam bibit Sidenuk dengan sistem IPAT BO akan mengasilkan 9 ton hingga 12 ton per-Hektar. Biasanya dengan sistem konvensional petani hanya mengasilkan 7 hingga 9 ton per-Hektar. Penanaman varietas Sidenuk juga bisa ditanam di luar musim tanam, sehingga petani tidak perlu menunggu musim untuk menanam. Sedangkan waktu panen hanya 105 hingga 107 hari sejak ditanam. Varietas Sidenuk dengan sistem tanam IPAT BO juga irit air dan tahan terhadap pelbagai musim. “Panen dan kegiatan ini merupakan salah satu cara pemerintah dalam mengenalkan pelbagai teknologi pertanian ke petani,”imbuhnya.

Agung Bharata juga menyambut baik teknologi yang dikenalkan Menristek Dikti, pihaknya mengakui perkembangan penduduk dan menyempitnya lahan mengharuskan para petani menggunakan sistem pertanian intensifikasi. Sehingga lahan yang sedikit  bisa dimamfaatkan optimal. Kegiatan seperti ini juga dipergunakan sebagai media sosialisasi ke petani tentang pengenalan pelbagai sistem tanam serta teknologi tepat guna. Lahan yang luasnya terbatas bisa menghasilkan padi yang maksimal. “Gianyar siap menjadi tempat belajar sistem tanam IPAD BO dan sebagai daerah pengembang Bibit Sidenuk,” tambah Agung Bharata.

Menristek Dikti, Prof. Drs H. Mohammad Nasir, M.Si, Ph.D  mengatakan bibit padi Sistem Dedikasi Nuklir (Sidenuk) merupakan hasil pengembangan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BTN), bibit ini sangat sangat cocok di lahan yang sempit sekarang serta bisa ditanam di berbagai musim. Saat tanam anakan Bibit Sidenuk juga bisa bertambah dari 50 hingga 70 helai. Jika dalam 1 hektar petani menghasilkan 9 ton hingga 12 ton gabah, biasanya dalam 1 Hektar biaya oprasional tidak lebih dari 2,5 ton gabah. Sehingga pendapatan petani lebih baik dalam setiap panen. Bibit Sidenuk dengan sistem IPAT BO juga irit air dan lebih tahan terhadap berbagai musim, sehingga bisa diandalkan ditanam dalam setaiap saat. “Kedepan kami akan selalu membuat teknologi yang bisa dimamfaatkan petani, dan kesejahtraan masyarakat khususnya petani bisa meningkat,” terangnya.gus

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER