Penurunan Prevalensi Stunting Buleleng Tahun 2024 Sentuh Diangka 3,5 Persen

  • 27 Maret 2024
  • 17:30 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1616 Pengunjung
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Drs. Gede Suyasa,M.Pd, sad/sd

Buleleng, suaradewata.com - Program percepatan  penurunan stunting di Kabupaten Buleleng telah menunjukkan hasil penurunan yang sangat signifikan. Pasalnya prevalensi stunting yang tinggi menurut SSGI pada Tahun 2021 silam yakni sebesar 8,9 persen, dan meningkat pada tahun 2022 menjadi 11 persen. Dan menurut data terakhir ePPGBM yakni pada bulan Pebruari 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng menunjukkan penurunan menjadi 3,5 persen.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Drs. Gede Suyasa,M.Pd dalam sambutannya pada kegiatan rembuk stunting di Kabupaten Buleleng Tahun 2024 yang dilaksanakan di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja, pada Selasa (26/3/2024).

Meskipun mengalami penurunan prevalensi stunting yang sangat signifikan, Sekda Suyasa menekankan agar tidak boleh lengah dan harus tetap awas, agar kondisi yang sudah  mengalami perbaikan ini dapat dipertahankan. 

"Penurunan stunting harus tetap terlaksana bersama secara konvergensi antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa, lembaga swadaya, lembaga donor dan seluruh masyarakat. Keberhasilan intervensi stunting memerlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor mulai dari perencanaan penganggaran, implementasi, monitoring dan evaluasi," jelasnya.

Ditegaskan, masalah stunting di Kabupaten Buleleng masih perlu mendapat perhatian serius. Rendahnya tingkat pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan dapat berdampak pada perkembangan janin. 

Perlu diketahui, bahwa seribu hari pertama kehidupan adalah periode yang sensitive bagi kehidupan seorang anak. Sebab dampak dari pemenuhan gizi dan nutrisi lain yang tidak terpenuhi akan bersifat permanen dan tidak bisa diperbaiki.

"Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus, guna pemenuhan gizi anak pada periode ini," tutup Sekda Suyasa. sad/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER