Diancam Induk Partai, DPC PDIP Bangli Evaluasi Anomali Perolehan Suara

  • 19 Februari 2024
  • 19:15 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2611 Pengunjung
Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Bangli, I Wayan Diar. SD/ard/dok

Bangli, suaradewata.com - Evaluasi bakal segera dilakukan jajaran DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bangli pasca Pencoblosan Pemilu 2024. Hal ini juga terkait adanya ancaman dari DPP PDIP yang tak akan melantik calon legislatif (caleg) yang perolehan suaranya tak linear dengan hasil Pilres. 

Hal ini diakui Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Bangli, I Wayan Diar saat dikonfirmasi Senin (19/2/2024). Menurut Wayan Diar, terkait warning yang dilayangkan induk partainya itu, dianggap merupakan bagian motivasi kepada para kader. "Itu bagian motivasi untuk para calon. Sebab, ini termasuk kejadian luar biasa. Dan yang mempunyai kewenangan itu adalah DPP," ungkapnya.  

Hanya saja, Diar yang juga menjabat Wakil Bupati Bangli ini, tetap berupaya menenangkan para caleg PDIP. Sebab, lanjut dia, kejadian ini hampir terjadi di seluruh Indonesia. "Karena kondisi ini, terjadi diseluruh Indonesia tentu akan dipertimbangkan kembali. Sebab, saya rasa di seluruh Indonesia tidak ada linear antara perolehan hasil Pileg dengan Pilpres" jelasnya.

Untuk di kabupaten Bangli sendiri, diakui hasil Pileg memang menempatkan PDIP sebagai juara. Bahkan jumlah kursi yang diperoleh dalam Pileg 2024 dipastikan meningkat 4 kursi. Tambahannya, masing-masing satu kursi dari Dapil Tembuku, Bangli, Kintamani Timur dan Kintamani Barat. Sedangkan dapil Susut tetap. Sehingga total perolehan kursi PDIP pada pemilu 2024, kini bakal tembus menjadi 20 kursi. Dimana, pada pemilu Tahun 2020, PDIP berhasil merebut sebanyak 16 kursi dari 30 kursi yang diperebutkan di DPRD Bangli. 

Sedangkan hasil Pilres di Bangli, sebut Diar, saat ini malahan hampir seri antaran Paslon nomor 2 dan nomor 3. "Memang dari hasil quick count terakhir pasangan Ganjar - Mahmud masih menang tipis di angka 51 persen. Mudah-mudahan sih sampai akhir tetap menang. Tapi, saat ini masih sedang proses pencocokan dengan data di TPS karena masih ada beberapa yang belum terinput," jelasnya.

Disinggung penyebab tidak linearnya hasil pileg dan Pilpres, Diar mengaku tidak mengetahui secara pasti. "Diseluruh Bali juga tidak tahu penyebabnya kenapa terjadi anomali seperti ini. Kita belum bisa mendiagnosa. Karena jika kita bandingkan dengan suara partai memang jauh bedanya," sebutnya. Apakah ada pengaruh dengan figur Capres yang diusung? Menurut Diar, masyarakat mungkin berpikir di luar itu. Karena dilihat dari debat dan visi misi, paslon Ganjar - Mahmud dinilai cukup menjanjikan memenangkan kontestasi Pilpres. "Kemungkinan karena Jokowi bisa jadi karena masih disenangi masyarakat. Sebab, kalau pak Ganjar dibandingkan dengan Prabowo bagi kita dengan melihat kemampuan dan track record mempunyai nilai lebih. Tapi itu memang tidak bisa kita diagnosa. Intinya memang terjadi anomali yang tidak biasa," ungkap Mantan Ketua DPRD Bangli ini.

Belajar dari itu, Diar pun mengaku akan anomali yang terjadi menjadi bahan pembelajaran dan evaluasi bagi internal PDIP. "Ini merupakan pengalaman kita. Akan jadi bagian evaluasi dalam hajatan Pilkada dan selanjutnya. Tyang juga dipengurus partai dan  di partai semua akan mengevaluasi ini. Apa sih sebetulnya penyebabnya. Sebab,  saat ini belum kita temukan jawaban itu," pungkas Diar. Ard/red


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER