Dua Siswa Bangli Turut Tampil Pada KTT G20, Bupati Merasa Bangga 

  • 18 November 2022
  • 21:35 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1477 Pengunjung
istimewa/suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Dua siswa Sekolah Dasar di Bangli turut tampil mewakili Indonesia  dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Khususnya saat pertemuan THK Future, Knowledge Summit, Intergenerational Dialogue for our emerging future yang   diselenggarakan pada tanggal 14 Nopember 2022,  yang bertempat di Kawasan Kura-Kura Bali, Serangan Bali.  Pada pertemuan tersebut menghadirkan pembicara internasional dari berbagai negara. 

Saat itulah ditampilkan demo how nurturing computational thinking by gasing method, yang diciptakan oleh Prof. Yohannes Surya, P.hD. Yang mana, dua siswa Sekolah Dasar di Bangli turut tampil mewakili Indonesia. Kedua siswa tersebut, adalah Sang Ayu Made Tia siswa kelas IV SD Negeri 5 Kawan dan Anak Agung Kriskhananda G.P. siswa kelas IV SD Negeri 3 Kawan, Kabupaten Bangli. 

Pada demo tersebut ditampilkan bagaimana memelihara pemikiran komputasional dengan gasing method untuk memelihara generasi masa depan terhubung dengan tepat pada masa depan yang akan muncul. Melalui metode gasing, para siswa dilatih kemampuan matematikanya dengan gampang asik dan menyenangkan. Sehingga matematika semakin dirindu oleh para siswa.

Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta disela-sela kegiatannya menyampaikan rasa bangganya dengan terpilihnya 2 siswa SD Bangli, dalam demo berhitung di kegiatan KTT G20. Beliau lebih lanjut mengatakan terpilihnya siswa Bangli merupakan bukti bahwa Pendidikan Bangli sudah semakin  maju. "Kita tentu berharap semakin banyak siswa yang mampu berbicara di tingkat internasional," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangli, Komang Pariartha, SH, MM mengatakan bahwa 150 siswa Bangli sudah mengikuti pelatihan matematika Gasing selama dua minggu pada bulan Agustus 2022. Sehingga yang tampil di KTT G20 merupakan jebolan pelatihan tersebut dengan hasil  terbaik. 

Komang Pariarta,  juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran metode Gasing, anak-anak diajak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga benar-benar terasa dan terbayang konsep yang ingin disampaikan. "Jadi yang abstrak selalu diawali dengan sesuatu yang konkrit, sehingga anak-anak dapat jauh lebih mudah mengerti dan mengaplikasikan konsep yang diajarkan," ujarnya. Salah satu ciri khas lain dari metode Gasing, lanjutnya, anak-anak dapat melakukan perhitungan di luar kepala (mencongak) dengan cepat.ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER