Manfaatkan Cuti Bersama, Bupati Gede Dana Nginap Dirumah Warga Kurang Mampu

I Gede Dana saat turun langsung melihat kondisi warganya yang ada di sejumlah desa di beberapa kecamatan di Karangasem

Karangasem, suaradewata.com - Disaat masayarakat menikmati cuti bersama, Bupati Karangasem, I Gede Dana memanfaatkan masa libur tersebut untuk turun langsung melihat kondisi warganya yang ada di sejumlah desa di beberapa kecamatan di Karangasem. Diantaranya dilaksanakan di Kecamatan Bebandem, Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, dan di Kecamatan Selat, Rabu (4/5/2022).

Menginap dirumah warga, menjadi hal paling menyenangkan yang kerap dilaksanakan oleh Bupati asal Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem tersebut jauh sejak dirinya menjadi anggota dan menjabat Ketua DPRD Karangasem selama hampir 15 tahun, sebelum kemudian mendapatkan amanah dari masayrakat Karangasem untuk memimpin Karanagasem selama lima tahun kedepan.

Mengingat amanah inilah, Gede Dana mencetuskan berbagai program yang besa menyentuh dan dirasakan langsung oleh masyarakat Bumi Lahar Karangasem, termasuk turun langsung ketengah masyarakat termasuk meginap di rumah warga kurang mampu.

Selasa (3/5) malam usai memaparkan program pembangunan dan menyerap aspirasi masyarakat di Desa Ababi. Bupati menginap di salah satu warga kurang mampu, I Wayan Pasek (70) asal Banjar Dinas Gunaksa, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem. Bupati Gede Dana sendiri datang kerumah Wayan Pasek sekitar pukul 19.00 wita, sambil menikmati hidangan gayas, bupati juga tampak berbincang dengan Wayan Pasek dan keluarga. Bupati sendiri tidur disalah satu "ampik" yang ada di belakang rumah Wayan Pasek sekitar pukul 22.30 wita.

Sekitar pukul 05.00 wita pagi hari, Bupati sudah bangun dan langsung menuju ke dapur untuk membuat air hangat sambil membakar ubi ketela sebagai yang disantap sambil Ngopi pagi. Usai itu,bupati juga menyerahkan sembako kepada keluarga Wayan Pasek. “Hari ini, kebetulan cuti bersama sekaligus menyerap aspirasi. Ada tambahan yang didapat, bahwa kondisi sekarang perekonomian bertambah sulit," ujar Gede Dana.

Gede Dana mengatakan, dengan tambahan aspirasi itu, setidaknya nantinya bisa mengeluarkan program yang bermanfaat bagi masyarakat kurang mampu. Tidak cukup hanya memberikan sembako saja,namun diperlukan program yang bisa merubah kehidupan masyarakat. "Terkait rumah, untuk diberikan bedah rumah tentu harus lahan milik sendiri,tetapi ini lahanya milik orang lain,sehingga nanti kita arahkan untuk mendapat bantuan rehab rumah," tandasnya.  

Untuk diketahui, Wayan Pasek sendiri tinggal bersama istri Ni Ketut Rai dan salah seorang anaknya, Nyoman Yasa. Keluarga yang tinggal di lahan milik orang ini, menggantungkan hidup sebagai tukang panjat kelapa. Sedangkan, Wayan Pasek dan Ni Ketut Rai sendiri lebih banyak tinggal di rumah lantaran faktor usia. "Ada enam orang anak, tetapi hanya satu yang masih tinggal dirumah,sisanya ada merantau," sebut Ketut Rai.

Dikatakan Ni Ketut Rai,untuk memenuhi kebutuhan hidup, selain di bantu oleh anak-anaknya, juga bergantung sama Nyoman Yasa yang berprofesi sebagai tukang panjat kelapa. Dari hasil menjadi tukang panjat kelapa, hanya bisa untuk bertahan hidup karena tidak tentu ada orang yang mencari tukang panjat. "Kadang seminggu dua kali, setiap kali bisa sampai 35 pohon dengan upah Rp 6000 per pohon," kesahnya.

Terkait kedatangan Bupati I Gede Dana yang menginap dirumahnya, Wayan Pasek mengaku cukup terkejut lantaran bupati datangnya tiba-tiba. "Tumben pejabat (bupati) yang mau menginap di rumah seperti ini, terimakasih pak bupati sudah mau menginap dirumah ini," ucapnya.nov/rls/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER