Museum Gedong Kirtya Dijadikan Pusat Penelitian Lontar Kuno

  • 03 September 2020
  • 19:40 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1561 Pengunjung
Suaradewata

Buleleng,suaradewata.com - Upaya untuk mempertahankan warisan budaya leluhur di Buleleng, Pemkab Buleleng menggandeng Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja untuk bersinergi. Rencananya melalui kerjasama ini, Museum Gedong Kirtya bakal dijadikan pusat penelitian lontar-lontar kuno serta sebagai rujukan para pemikir di Bali hingga di dunia.

Hal ini terungkap saat penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkab Buleleng dengan STAHN Mpu Kuturan Singaraja, pada Kamis (3/9/2020) sore di Rumah Jabatan Bupati Buleleng. Menurut Suradnyana, ini merupakan momentum bagus mempertahankan budaya dan tradisi leluhur di Buleleng.

Keberadaan STAHN Mpu Kuturan, diakui Suradnyana, akan membantu Pemkab Buleleng dalam melestarikan unsur keagamaan, baik itu di lingkungan masyarakat ataupun dunia pendidikan di Buleleng. "Pijakan agama dan budaya tentu terdapat disiplin keilmuan yang menyesuaikan dengan budaya kekinian. Sehingga sangat relevan dalam hal upaya kami menjadikan Gedong Kirtya menjadi pusat penelitian lontar," ujar Suradnyana.

Sejalan dengan itu, Pemkab Buleleng telah melakukan pendekatan dengan keluarga Ibunda Soekarno yakni Ibu Nyoman Rai Srimben untuk melakukan restorasi kediamannya. Nantinya rumah Nyoman Rai Srimben dijadikan cagar budaya di Buleleng. Tapi karena situasi pandemi Covid-19, implementasinya dilakukan tahun depan. "Kami menggali satu persatu pelajaran dan peninggalan leluhur untuk mempertahankan warisan beliau," kata Suradnyana.

Sementara Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Gede Suwindia menjelaskan, usai melakukan penandatanganan nota kesepahaman ini, selanjutnya STAHN Mpu Kuturan akan segera melanjutkan pada proses pembuatan Perjanjian Kerjasama (PKS) di Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng.

Bukan hanya itu, STAHN Mpu Kuturan juga bakal melaksanakan kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam hal pendidikan keagamaan. Tujuannya, hanya untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat khususnya di Buleleng ini.

"Kami (Buleleng) mempunyai kearifan lokal yang harus diterjemahkan ulang dari perspektif masyarakat kekinian. Lontar ini bukan barang kuno yang tidak bernilai, justru harus digali dengan nilai-nilainya untuk konteks kehidupan yang kekinian," tandas Suwindia. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER