Nunggu Hari Baik, Sekitar 12 Hari Atap Rumah Warga Selat Akan Direhab

  • 10 Mei 2020
  • 18:55 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 2416 Pengunjung
suaradewata

Badung, suaradewata.com - Pasca Bupati Badung Nyoman Giri Prasta meyadnya 20 juta secara pribadi untuk merehab rumah warga Banjar Selat Desa Selat, Kecamatan Abiansemal, kini kondisi atap rumah tersebut masih dalam keadaan jebol dan rusak. Namun, perbaikan untuk merehab atap rumah tersebut masih menunggu hari baik.

Dalam pemantauan media suaradewata.com,  Minggu, (10/05/2020), pukul 12.30 wita di rumah Ni Wayan Mertanadi (45) Banjar Selat Desa Selat, Kecamatan Abiansemal, tampak kondisi atap rumahnya yang berada di selatan masih jebol dan rusak. Dimana sebelumnya pada hari Jumat, (08/05/2020), Bupati Badung Nyoman Giri Prasta meyadnya 20 juta secara pribadi untuk merehab rumah warga tersebut saat penyerahan Bantuan Langsung Tunai (BLT) secara simbolis di Banjar Selat.

Baca : https://www.suaradewata.com/read/202005080011/kondisi-atap-rumah-jebol-giri-prasta-meyadnya-20-juta-untuk-rehab-rumah-warga.html

Warga Banjar Selat yang rumahnya akan direhab yakni Ni Wayan Mertanadi mengatakan saat ini rumahnya belum direhab karena masih menunggu hari baik. Pasalnya, pada hari Sabtu, (09/05/2020), Kelian Banjar Dinas Selat beserta Kepala Desa Selat sudah mengajak tukang untuk ngecek lokasi. 

"Belum, nunggu hari baik, kemarin Pak Kelian dan Pak Kades bawa tukang driki, dingeh tiyang sekitar biin 10 hari mare ngidang jemak nike," ucap Mertanadi kepada media suaradewata.com, ( 10/05/2020).

Dirinya menuturkan, saat turun hujan rumah tersebut otomatis alami kebocoran. Dan berharap segera diperbaiki, namun karena menunggu hari baik Mertanadi pun siap menunggu rumahnya direhab. 

"Yen tiyang pang enggal gen, kari motong kayu gen tonden," terangnya.

Sementara, Kelian Banjar Dinas Selat Desa Selat Kecamatan Abiansemal, I Wayan Arta Adnyana mengatakan terkait hal itu masih menunggu hari baik untuk menebang pohon, dimana kayu yang dipergunakan memanfaatkan pohon Bayur yang ada dibelakang rumah Mertanadi. Setelah kayu dipotong akan dibawa ke slip kayu untuk dipecah menjadi reng, rusuk dan balok.

"Maunya apa yang ada di belakang itu dipakai kayunya dan mencari hari baik, kami menunggu itu dulu, mungkin sekitar 12 hari atau 15 hari baru bisa terlaksana," kata Arta Adnyana.

Ia menjelaskan, dipilihnya kayu pada pohon di belakang rumah Mertanadi yang akan ditebang tersebut untuk mengirit biaya. Kata ia, bila membeli kayu langsung jadi kemungkinan biayanya akan kurang. 

"Kalau Ndak gitu caranya, kalau semua beli kayu jadi, kemungkinan disananya kurang, apa yang ada itu yang kita manfaatkan, jadi tanggung jawab kami hanya sebatas merehab rumah supaya rumah itu tidak bocor dan mengisi plapon, uang masih dan belum belanja," jelasnya.ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER