Bina Pengerajin di Bangli, Ini Yang Dilakukan Dekranasda Bali

  • 27 Maret 2018
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2833 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com- Wakil Ketua II Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bangli Ny. Ida Ayu Suardini Giri Putra, Selasa (27/3/2018) menerima sekaligus mendampingi Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Ayu Pastika mengunjungi sekaligus melakukan pembinaan kepada sejumlah pengerajin di Kabupaten Bangli. Adapun pengerajin yang disasar diantarannya, I Ketut Suda pengerajin alat musik Hand Pan asal Banjar Manuk, Desa Susut dan Ni Luh Adiari pengerajin keripik asal Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Bangli.

Wakil Ketua Dekranasda Bangli Ny. Ida Ayu Suardini Giri Putra ada kesempatan menyampaikan rasa senang dan bangga, karena Dekranasda Provinsi Bangli yang dipimpin langsung oleh Ny. Ayu Pastika bisa datang ke Bangli dan melakukan pembinaan langsung. Menurutnya, ini merupakan wujud nyata kepedulian Dekranasda Provinsi Bali terhadap eksistensi pengerajin di Bangli. “Kami Dekranasda Bangli mewakili pengerajin di Bangli, menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan sekaligus pembinaan yang diberikan kepada pengerajin kami di Bangli. Tentu banyak manfaat yang akan didapat dengan kunjungan ini”kata Suardini Giri Putra didampingi Kadis Perindustrian dan Perdagangan Bangli Nengah Sudibia.

Terkait dengan pembinaan ini, ia pun mengaku ikut memberikan masukan kepada pegerajin, khususnya kepada Ni Luh Adiari pengerajin keripik asal Banjar Kayuambua. Menurutnya, produk keripik dengan merek “Keripik Santi” yang diproduksi  sangat potensial dan dari sisi bisnis sangat menjanjikan. Terlebih dari usaha ini, Ni Luh Adiari bisa mempekerjakan sampai 22 orang. Untuk itu, Suardini Giri Putra menghimbau Ni Luh Adiari agar bisa mempertahankan kebersihan serta kualitas produk kripik santi. Selain itu, ia pun menekankan agar menghindari pemakaian bahan kimia dalam produk, terutama pengawet, pemanis maupun pewarna.  Karena bukan tidak mungkin keripik santi ini bisa digunakan sebagai produk unggulan oleh-oleh khas Bangli. “Kita minta kebersihan dan kualitas keripik santi bisa ditingkatkan. Terutama dalam pengkemasan, harus bisa dibuat lebih menarik lagi. Kan sangat mungkin, produk keripik ini bisa dijadikan oleh-oleh khas Bangli”terangnya.

Sementara itu Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Ayu Pastika mengaku terkesima dengan produk alat musik hand pan produksi I Ketut Suda. Menurutnya, alat musik ini sangat khas, unik dan bernilai seni tinggi. Karena tidak semua orang bisa memainkannya. Ia pun mengaku baru pertama kali melihat alat musik jenis ini. Sehingga ia meminta Ketut Suda lebih sering ikut pameran dan Dekranasda Provinsi Bali siap memfasilitasi, sehingga alat musik hand pan bisa lebih dikenal banyak orang. “Hand pan alat musik yang unik. Suarannya pun sangat indah. Alat musik ini harus dipromosikan sehingga semakin banyak yang tahu. Di PKB mendatang, hand pan harus dipamerkan”serunya.

Sementara saat mengunjungi pengerajin keripik santi, Ayu Pastika megatakan produk ini sangat menjanjikan dipasaran. Apalagi banyak jenis keripik yang diproduksi, seperti keripik berbahan kacang ijo, kacang merah, kedelai dan kacang tanah. Jadi banyak variasi rasa dan rasanya pun enak. “Ini bisnis yang menjanjikan. Cocok untuk bekal pensiun nanti”candanya.

Sementara itu Ni Luh Adiari mengaku mulai merintis usaha kripik sejak tahun 2001 lalu. Namun ia mengaku keripik yang ia prosuksi baru berkembang pesat sejak 3 tahun belakangan. Sedangkan jenis keripik yang diproduksi, jelas dia, ada yang berbahan dasar kacang ijo, kacang merah, kedelai dan kacang tanah. Ia mengaku dalam kondisi normal bisa memproduksi sampai 100 Kg bahan baku. Sedangkan saat hari raya, bisa memproduksi sampai 200 Kg.

Sedangkan untuk penjualan, ia mengaku saat ini tidak ada kendala, karena sudah memiliki pelanggan tetap. “Untuk pemasaran sampai saat ini tidak terlalu ada masalah. Karena produk kami sudah punya pelanggan tetap. Ada yang ngambil langsung kesini, ada juga kami yang diantar. Itu tergantung pelanggan”ujarnya.

Untuk harga jual, ia mengaku bervasiasi, tergantung kemasan. Ada harga mulai Rp. 1000 sampai harga Rp 5000. Sedangkan ketahanan produk bisa mencapai 2 minggu. Ia pun menjamin produk kripik yang ia buat sangat aman untuk kesehatan, karena tidak ada menggunakan bahan kimia, pengawet maupun pemanis. “Kami jamin tidak ada pemakaian bahan kimia pada produk kripik yang kami produksi. Jadi 100 persen aman untuk dikonsumsi dan kesehatan”pungkasnya.

Sementara pengerajin alat musik Hand Pan I Ketut Suda mengaku, saat ini pemasaran produknya lebih banyak menyasar pasar luar seperti ke Amerika, Prancis dan Jerman. Ia mengaku musik hand pan kurang mendapat sambutan dipasar lokal. Sedangkan rata-rata penjualan perbulan mencapai 15 unit dengan harga Rp 3,5 juta per unit.

Jelas dia, untuk satu unit hand pan pengerjaanya menghabiskan waktu 5 sampai 6 hari. Sedangkan kendala  dalam membuat alat musik ini adalah memunculkan nada yang sesuai, sehingga menghabiskan waktu cukup lama. Ia pu mengatakan, hand pan lebih banyak digunakan untuk mengiringi kegiatan yoga. Sedangkan customer yang memesan hand pand kebanyakan wanita. ard/rat


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER