Rekonstruksi “Bentrok Pemuda” Di Banyuseri Tegang, PH Tak Hadir?

  • 23 Februari 2018
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4914 Pengunjung
suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com– Rekonstruksi kasus perkelahian yang melibatkan atlit Tarung Derajat yakni Kadek Sudianta versus Kadek Wiprah Cs di Mapolres Buleleng, Jumat (23/2/2018), sempat diwarnai ketegangan. Sejumlah pihak pun sempat mempertanyakan pelaksanaan rekonstruksi yang dinilai diskriminatif. Lho kok?

Baca berita terkait: https://suaradewata.com/read/2018/02/08/201802080002/Pengeroyokan-Atlit-Tarung-Drajat-Tersangka-Tuntut-Persamaan-Hukum.html

“Awalnya kami diberitahukan kemarin, Rabu (21/2/2018), dan hanya melalui pesan singkat. Katanya hari Kamis (22/2/2018) tapi ternyata ada pesan yang bilang hari Kamis dibatalkan dan diundur lagi menjadi hari Jumat,” ujar Sigo yang memiliki nama asli Ketut Sidarta Gotama kepada awak media usai pelaksanaan rekonstruksi di pojok selatan halaman belakang Mapolres Buleleng.

Bukan hanya terkait jadwal rekonstruksi yang berubah-ubah serta tidak ada pemberitahuan resmi melalui surat, Sigo yang berstatus sebagai saksi dalam perkelahian tersebut mengaku sangat kecewa dengan sikap kepolisian Sektor Banjar dalam penanganan masalah kasus perkelahian tersebut.

Menurut Sigo, pihak kepolisian pun nyaris melewatkan beberapa adegan yang menjadi rangkaian laporan korban dari pihaknya yakni Ketut Satriawan Adam. Pasalnya, Adam yang disebut tidak ikut terlibat perkelahian dan mengalami patah tangan akibat pukulan Kadek Sudianta nyaris tidak diikutkan dalam rekonstruksi.

“Itu jelas-jelas tangannya patah dan waktu rekonstruksi pun masih bengkak. Dia paksakan juga hadir karena menghormati Polisi walau hanya diinformasikan lewat sms. Terlebih laporan Adam juga sepertinya tidak pernah mendapatkan penanganan serius pihak Polsek Banjar dan selalu dibilang kurang saksi,” papar Sigo mengutarakan ketidak puasaanya terhadap dugaan pelanggaran kode etik kepolisian.

Berdasarkan pantauan langsung suaradewata.com dalam proses rekonstruksi tersebut sempat terlihat perselisihan antara Kanit Reskrim Polsek Banjar, Iptu Putu Mulana, dengan beberapa anggota penyidik saat ingin melakukan rekonstruksi terhadap laporan Adam. Dalam rekonstruksi yang nyaris luput dari pantauan awak media itu, Mulana sempat memperlihatkan kekesalannya akibat beberapa proses rekonstruksi yang ditentang oleh pihak tersangka.

“Urusan mereka (Para Tersangka) membantah, itu nanti di persidangan. Sekarang sesuaikan dengan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) korban (Kadek Sudianta) saja,” kata Mulana kepada beberapa anggota penyidik pada saat beberapa tersangka menolak melakukan peragaan adegan yang diminta oleh pihak kepolisian.

 

Dalam adegan rekonstruksi 09, terlihat Sudianta sedang memperagakan pemukulan terhadap Adam. Yang ketika itu, Adam sedang memegang Wiprah dari belakang sebagai upaya menghentikan perkelahian antar Sudiarta dan Wiprah.

Gelar rekonstruksi yang cukup janggal itu pun diakui pula oleh Adam selaku korban penganiayaan yang diduga kuat dilakukan oleh Sudianta. Menurutnya, dirinya sempat diminta mempraktekan cara menampar Sudiarta ketika mencoba memisahkan Wiprah.

“Logikanya, tangan kanan saya patah dipukul, lalu kok saya dibilang menampar dengan tangan kanan. Ini sungguh aneh dan sangat tidak masuk akal karena saya digiring untuk melakukan hal yang tidak pernah saya lakukan,” kata Adam seraya mengaku tidak mau menandatangani hasil rekonstruksi tersebut.

Di sisi lain, kubu Sudianta tak kalah sengit memprotes rekonstruksi yang diperankan Sigo ketika mencoba melerai perkelahian antar keluarganya dengan pihak Sudiarta.

I Nyoman Jentak selaku orang tua  Sudianta yang berprofesi sebagai seorang guru sempat berteriak dan dipegang oleh beberapa orang dalam proses rekonstruksi keterangan saksi Sigo.

Sementara itu, Kanit Reskrim Mulana ketika coba dikonfirmasi terkait fakta sejumlah kejanggalan dalam proses rekonstruksi tersebut sempat menolak memberikan keterangan. Ia yang sempat mengaku sebagai pimpinan pelaksanaan rekonstruksi tersebut meminta awak media langsung mengkonfirmasi Kapolsek Banjar, Kompol Nyoman Surita, yang tidak ada dalam pelaksanaan rekonstruksi tersebut. adi/rat

 

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER