Ribuan Umat Ikuti Sapuh Leger dan Mebayuh Oton Perguruan Siwa Murti Bali

  • 30 Desember 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4510 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Kegiatan sosial dan ngayah yang dilakukan Yayasan Siwa Agung Jagadhita dan Perguruan Siwa Murti Bali tidak pernah surut. Buktinya, pada Jumat (30/12) atau sehari sebelum Saniscara Kliwon Wuku Wayang atau lazim dikenal dengan sebutan Tumpek Wayang, yayasan dan perguruan menggelar Sapuh Leger dan Mebayuh Oton Massal di jaba Pura Ulundanu Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli. 

Kegiatan tersebut diikuti oleh setidaknya tiga ribu orang peserta. Baik yang berasal dari Bangli maupun luar Bangli. Jumlah peserta yang membludak ini di luar perkiraan. Pasalnya, banyak peserta yang baru mendaftar di hari H. Menariknya, salah satu anggota DPRD Provinsi Bali yang juga Ketua Komisi IV yakni I Nyoman Parta terlihat ikut menjadi salah seorang pesertanya. 

Program rutin Yayasan Siwa Agung Jagadhita dan Perguruan Siwa Murti Bali ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Penasehat Perguruan Siwa Murti Bali yang juga Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Bangli I Made Gianyar, Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I GN Sudiana, serta pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Tabanan. 

Sejumlah ritual dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan tersebut. Di antaranya, wayang Sapuh Leger dengan dalang Jero Mangku Made Subagia yang juga pinisepuh Perguruan Siwa Murti Bali dan mebayuh oton yang diikuti oleh seluruh peserta. 

Ketua Penasehat Perguruan Siwa Murti Bali Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan Sapuh Leger dan Mebayuh Oton Massal ini merupakan program rutin yang sudah lama dinantikan. “Ini hari yang kita tunggu-tunggu bersama untuk melakukan yadnya, menabung karma, investasi hati. Ini adalah tugas kita untuk membuat Bali rahajeng, rahayu, dan ajeg,” ujarnya. 

Sapuh Leger sendiri, sambungnya, merupakan ritual yang didasari keyakinan umat Hindu di Bali sebagai pembersihan diri bagi mereka yang lahir pada Wuku Wayang. Sebab, dalam keyakinan umat Hindu di Bali, mereka yang lahir pada wuku tersebut dalam keadaan cemer, mala, serta melik atau kepingit. “Sehingga Sapuh Leger ini untuk menjauhkan mereka dari malapetaka, menjauhkan mereka dari ketidakberuntungan atau kemalangan,” imbuhnya. 

Menurutnya, kegiatan Sapuh Leger dan Mebayuh Oton ini sudah menjadi program rutin Perguruan Siwa Murti Bali. Sama halnya dengan kegiatan metatah massal dan usadha atau pengobatan sekala niskala. “Ke depan program seperti ini wajib dilakukan untuk memberikan perhatian dan kebaikan umat di Bali. Bukan hanya di Kabupaten Bangli saja. Tapi di seluruh Bali. Bahkan, Pengcab Perguruan Siwa Murti Bali di Kabupaten Jembrana juga ingin dilaksanakannya seperti ini,” ungkapnya. 

Dengan berbagai program dan kegiatan yang telah dilakukan, sambung Bupati Eka, itu menandakan bahwa Perguruan Siwa Murti Bali tidak pernah lelah ngayah atau melakukan kegiatan sosial. 

“Kami tidak lelah ngayah. Ini murni niat suci kami. Karena kami punya keyakinan, yang namanya hidup, jabatan, kekuasaan, itu hanya titipan Beliau. Sehingga, hidup ini akan jauh lebih bermakna bila berkah yang kita terima bisa dipakai untuk membantu umat yang tidak mampu,” tandasnya. 

Kegiatan yang dilakukan Perguruan Siwa Murti Bali ini juga mendapatkan apresiasi yang positif dari Ketua PHDI Provinsi Bali I GN Sudiana. Terlebih, jumlah peserta yang ikut dalam kegiatan ini mencapai tiga ribu orang. 

“Saya sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan ini. Kegiatan massal ini akan meringankan beban ekonomi umat. Sebab, bila dilaksanakan secara sendiri-sendiri tentu biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Jadi, tanpa mengurangi makna dari sebuah ritual, kegiatan ini dibolehkan,” katanya. 

Dikatakan, ritual Sapuh Leger ini bertujuan untuk ngicalin reged dan ngicalin leteh atau kekotoran yang melekat pada diri akibat waktu kelahiran. “Saya berharap program ini bisa dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga bisa membantu umat kita yang tidak mampu secara ekonomi. Dan, yang terpenting bisa mendapatkan kerahayuan dan kerahajengan,” pungkasnya. 

Selain ritual Wayang Sapuh Leger dan Mebayuh Oton, kegiatan tersebut juga diisi dengan pembagian santunan duka dan asuransi kecelakaan bagi seribu orang sisiya Perguruan Siwa Murti Bali yang diterima secara simbolis oleh Jero Gede Batur Makalihan. 

Serta, pembagian sembako kepada seratus orang kepala keluarga atau KK miskin. Penyerahan sembako dilakukan simbolis oleh Ketua Dewan Penasehat Perguruan Siwa Murti Bali Ni Putu Eka Wiryastuti dan Bupati Bangli I Made Gianyar kepada 20 KK miskin. 

Selanjutnya, pada saat yang sama Bupati Eka bersama pimpinan SKPD Pemkab Tabanan serta Bupati Bangli I Made Gianyar melakukan persembahyangan bersama di Pura Ulundanu Batur. Sedangkan, malam sebelumnya atau pada Kamis (29/12), Bupati Eka dan pimpinan SKPD Pemkab Tabanan melakukan persembahyangan di Pura Tuluk Biyu Batur. rls/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER