Soal Rekrutmen Karyawan, Wadir RSUD Buleleng Pastikan Selektif

  • 29 Juni 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 5200 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com  Kabar tak sedap mengalir dari masyarakat di Kabupaten Buleleng terkait dengan rekrutmen karyawan di RSUD Buleleng yang konon mendapat intervensi oknum yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) wilayah setempat. Pasalnya, sejumlah sumber di masyarakat menyebutkan harus memiliki rekomendasi dari anggota DPRD Buleleng untuk dapat diterima bekerja di RSUD Buleleng.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Kabupaten Buleleng, dr Putu Sudarsana, yang tidak memungkiri keberadaan isu tersebut mengakui pihaknya tidak berani mengambil resiko untuk meninggalkan mekanisme rekrutmen di RSUD Buleleng.

“Memang fenomena seperti itu selalu ada (karyawan titipan), tapi kami tetap terapkan mekanisme seleksi. Sebab ini urusan pelayanan kepada masyarakat dan urusan nyawa orang. Walau pakai rekomendasi siapapun, tapi jika tidak lulus mekanisme seleksi tentu menejemen berhak menolak sebab ini urusan hidup dan mati seseorang serta citra pelayanan kesehatan di RSUD,” papar Sudarsana.

Sudarsana yang juga selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Buleleng mengakui mekanisme seleksi tentu akan menjadi filter dari tenaga kerja yang berstatus titipan dan tidak memiliki kompetensi untuk dipekerjakan di RSUD Buleleng.

Sehingga, Sudarsana menghimbau kepada masyarakat di Kabupaten Buleleng untuk berhati-hati terhadap pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi khususnya yang menjanjikan pasti diterima bekerja di RSUD Kabupaten Buleleng.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Buleleng, Ketut Wirsana, membenarkan perihal rekomendasi yang harus dikantongi pihak RSUD Buleleng dalam melakukan rekrutmen. Namun, lanjutnya, rekomendasi tersebut bukan diperuntukan kepada perorangan yang mengikuti rekrutmen karyawan di RSUD Buleleng.

Wirsana menyebutkan, izin yang diberikan oleh Dewan Buleleng terhadap rekrutmen tenaga kerja di rumah sakit milik Pemkab Buleleng tersebut fokus kepada jumlah yang menjadi kebutuhan RSUD Buleleng. Sebab, lanjutnya, pihak RSUD Buleleng tidak bisa melakukan rekrutmen sembarang atas dasar dan kajian kebutuhan yang tidak jelas.

“Jika butuh tenaga 10 orang, kan tidak boleh merekrut tenaga 20 orang. Dan jika kebutuhannya adalah dokter ahli, tentu tidak bisa kami menyetujui merekrut tenaga medis biasa. Tapi saya pastikan, belum ada rekrutmen tenaga di RSUD Buleleng sebab itu harus melewati Komisi IV terlebih dahulu,” kata Wirsana.

Wirsana yang baru saja ditetapkan menjadi Ketua DPC Partai Hanura Buleleng ini mengaku memiliki sikap senada dengan Wadir Sudarsana. Ia pun mengharapkan pihak rumah sakit betul-betul selektif dalam melakukan rekruitmen pekerja di RSUD Buleleng.

Pasalnya, menjadi garda pelayanan terdepat untuk kesehatan masyarakat Buleleng tentu harus menyuguhkan tenaga-tenaga yang handal dan mampu melakukan tugas dengan professional.

“Tapi sepengetahuan saya, untuk melakukan rekruitmen yang diperuntukan bagi bangunan baru rumah sakit non kelas itu belum dilakukan. Sebab rencana rekrutmennya sekitar Agustus 2016. Sebab itu belum rampung dan alat-alat kesehatan pun harus dilengkapi. Jika memang sudah ada rekrutmen, nanti saya coba telusuri,” pungkas Wirsana. adi

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER