Buka Tutup Jembatan Timbang Cekik Munculkan “Bau Amis”

  • 30 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Jembrana
  • Dibaca: 4329 Pengunjung
suaradewata

Jembrana, suaradewata.com – Pemberlakuan sistem buka tutup uji petik tonase di Jembatan Timbang (JT) Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya memunculkan “bau amis”. Pasalnya, sistem buka tutup JT dijadikan kesempatan oknum petugas untuk melakukan pungutan liar (pungli). Khususnya pada truk-truk yang antre di luar lantaran areal JT Cekik penuh dengan truk yang melebihi tonase.

Sejumlah buruh yang bertugas sebagai pemindah barang di areal JT Cekik mengatakan, praktek pungli yang dilakukan oleh oknum petugas JT Cekik dilakukan terhadap truk-truk yang parkir di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk atau sebelum pintu masuk JT di sebelah Barat. Pungli ini ditarik oleh seorang oknum pengurus truk yang sebelumnya telah berkordinasi dengan oknum petugas JT Cekik.

“Pratek pungli ini biasanya dilakukan saat JT Cekik ini ditutup. Truk-truk yang parkir itu langsung berangkat dengan menyetorkan sejumlah uang kepada orang itu. Setelah mereka semua berangkat, JT Cekik kembali dibuka untuk melakukan uji petik. Sehingga, truk-truk yang datangnya terlambat ada yang masuk JT, ada juga yang parkir di luar menunggu JT Cekik ditutup kembali,” kata salah seorang tukang lasir atau buruh pindah barang di areal JT Cekik yang enggan disebutkan identitasnya.

Lebih lanjut dikatakan, aksi ini sudah dilakukan sejak seminggu lalu. Untuk lolos Uji Petik Tonase, para sopir yang menunggu di luar JT ini memilih menyetorkan sejumlah uang berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 50.000 kepada oknum pengurus truk. Setoran pungli ini kemudian disetorkan kepada oknum petugas JT Cekik yang kemudian akan menutup pemberlakuan uji petik.

“Dengan adanya aksi ini pekerjaan saya memindahkan barang atau melasir semakin hari semakin sepi. Sepinya ini bukan berarti truk menaati aturan, melainkan karena ulah para oknum petugas yang bekerja sama dengan sopir truk dengan mengakali pungli di luar JT Cekik dan menutupnya. Kalau sudah habis memunguti sejumlah uang truk jalan dan habis,  JT kembali dibuka melakukan uji petik,” akunya.

Sementara, Kepala UPT JT Cekik I Ketut Suhartana membantah adanya pungli tersebut. Karena Uji Petik Tonase yang setiap hari ini hanya bisa ditutup oleh kebijakan Kepolisian setempat atau yang biasa disebut dengandiskresi. Kebijakan itu biasa diberlakukan dengan catatan adanya gangguan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran (Kamseltibcar) berlalu-lintas.

“Saya berterima kasih atas adanya informasi pungli dengan modus baru ini. Karena ini akan kami gunakan sebagai bahan evaluasi jajaran kami,” katanya. dep


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER