Belasan Warga Desa Anturan Datangi Polsek Singaraja

  • 25 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 3824 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Belasan warga Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, mendatangi Polsek Kota Singaraja dengan didampingi Kepala Desanya, Made Budi Arsana, Rabu (25/5/2016).

Belasan warga yang ternyata merupakan perwakilan pemerintahan Desa Adat Anturan ini mempertanyakan kelanjutan penanganan dugaan pembunuhan yang menimpa warga mereka yakni Narinten yang mayatnya ditemukan tewas dalam kondisi tidak wajar saat mencari makanan sapi.

Kelian Desa Adat (Kepala Adat) Desa Anturan, Ketut Mangku, juga membawa serta keluarga pihak korban karena hampir satu bulan kasus tersebut belum menemukan kejelasan.

Menurut keterangan Kepala Desa Anturan, Budi Arsana, warga mempertanyakan sejauh mana perkembangan kasusnya dan seperti apa kelanjutan pananganan di Kepolisian. Hal tersebut terkait sejumlah informasi yang dinilai warga simpang siur sehingga warga serta keluarga korban resah terhadap keseriusan penangan tersebut.

“Kami ingin menanyakan tentang kasus pembunuhan di Anturan, pembunuhan Ibu Narinten. Sejauh mana kasusnya dan seperti apa penanganan di kepolisian. Kami fasilitasi warga dan keluarga korban untuk mendapatkan informasi dari Pak Kapolsek supaya tidak ada kesimpangsiuran informasi,” kata Budi Arsana.

Dikatakan, masyarakat khususnya di Desa Anturan merasa khawatir dengan pelaku pembunuhan yang sampai saat ini masih bebas berkeliaran. Sehingga, lanjutnya, kondisi tersebut membuat masyarakat merasa kurang nyaman dan turut merasa tidak tenang atas keberadaan pelaku yang belum berhasil diungkap.

“Jika kasus pembunuhan ini tidak segera terungkap, warga khawatir orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan akan mengulangi perbuatan kejinya,” kata Budi Arsana.

Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Nyoman Suarnata, merasa hal tersebut dianggap sebagai suatu kewajaran. Kompol Suarnata mengakui lambatnya penanganan kasus yang kini sudah diambil alih Polres Buleleng itu.

Pasalnya, minimnya keberadaan alat bukti serta petunjuk membutuhkan waktu serta kerja yang ekstra untuk mengungkap kasus pembunuhan Narinten menjadi terang. Karena selain alat bukti yang minim, pelaku pembunuhan ditenggarai juga merupakan pembunuh professional.

“Kita terimakasih atas kedatangan masyarakat untuk menanyakan kejelasan informasi yang selama ini muncul simpangsiur. Dan kedatangan masyarakat pun wajar untuk mengetahui sampai dimana kelanjutan kasus tersebut,” kata Kompol Suarnata.

Kompol Suarnata mengatakan, dengan penanganan yang kini diambil alih oleh Polres Buleleng maka diharap kasus yang sulit tersebut lekas terungkap. Hal tersebut disebabkan dengan personil yang ada di Polres Buleleng jumlahnya lebih banyak daripada di tingkat Polsek.

“Meskipun telah diambil alih Polres, namun kami dari Polsek tetap melakukan kerjasama dengan Polres untuk menangani kasus ini. Kita (Polsek dan Polres) jalan bersama untuk mengungkap kasus ini,” ujar Kompol Suarnata.

Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP. Teuku Ricky Fadliansyah, sebelumnya mengakui terkait pengambilalihan penangan kasus tersebut ke Mapolres Buleleng. Pihaknya mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Mabes Polri di Denpasar terhadap bercak darah yang ada pada bantal.

AKP Ricky yang dikonfirmasi terkait hasil darah yang awalnya disebut darah binatang Babi mengaku membantah hal itu.

“Siapa yang bilang itu darah babi. Selama ini di Kepolisian Buleleng belum menerima hasilnya tes DNA kok. Kami masih menunggu hasilnya keluar dulu lalu kemudian bisa mendapat petunjuk. Karena alat bukti memang sangat  minim dan pelaku sepertinya sudah professional menjalankan aksinya.  Mohon masyarkat bersabar karena kami terus bekerja untuk mengungkap kasus ini,” pungkas AKP Ricky. adi

 

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER