Wakil Ketua DPRD : Saya Malu, Sedih dan Marah

  • 05 April 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4448 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com– Terungkapnya SMAN 1 Tabanan yang selama ini dikenal sebagai SMA unggulan di Tabanan tidak mampu melaksanakan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer (UNBK) mebuat banyak kalangan miris. Bahkan salah satu alumni SMAN 1 Nengah Sri Labantari yang Wakil Ketua DPRD Tabanan mengaku sangat terpukul. “Saya malu, sedih dan marah, melihat alumnus saya begitu,” ucapnya, Selasa, (05/04/2016).

Menurut politisi Gerindra tersebut, seharusnya SMAN 1 yang merupakan sekolah unggulan bisa menjadi pelopor dan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lainnya. “Ini malah mundur, kalah sama sekolah lain, saya sebagai alumni merasa miris, dan sangat menyayangkan sekolah saya dulu tidak bisa menggelar UNBK apapun alasanya,” akunya. Menurut dia kedepanya perlu dilakukan perombakan menyeuruh mulai dari siswa yang masuk, para pengajar hingga pimpinan disana. “Ibaratnya siswa itu bahan, para guru termasuk pimpinannya adalah tukang, untuk menghasilkan produk unggulan bahan dan tukangnya harus yang terpilih tidak seperti sekarang UNBK saja tidak bisa, sedangkan sekolah lain bisa, ini sangat kami sayangkan,” bebernya.

Seperti diberitakan sebelumnya dalam komisi IV DPRD Tabanan melakukan pemantauan UN di Kabupaten Tabanan, Senin, (04/04/2016) dibeberapa sekolah terungkap SMAN 1 tidak mampu menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan alasan kekurangan prasarana. Sementara empat sekolah lainnya yakni SMAN 2 Tabanan, SMK 1, 2 dan 3 jutru telah menjalankan UN dengan sistem UNBK. "Kami kecewa,  seharusnya malu dengan sekolah lainnya di Tabanan yang bisa melaksanakan ujian nasional berbasis computer apalagi SMAN 1 ini adalah SMA unggulan,” ucap Ketua Komisi I Made Dirga saat sidak.

Pihaknyapun berharap pihak sekolah lebih bekerja keras untuk melakukan upaya sehingga bisa menggelar UNBK tahun 2017 mendatang. “SMA 2 aja bisa, masak SMA 1 yang notabene SMA pavorit tidak mampu, malulah., Kami berharap tahun 2017 SMAN 1 Tabanan  bisa melaksanakan Ujian Nasional Bebasis Komputer dan kami dari DPRD akan terus mendorong, tujuanya untuk perbaikan kedepan” beber Dirga.

Terkait tidak mampunya menggelar UNBK tersebut Kepala Sekolah SMAN 1 Tabanan I Made Jiwa menjawab dengan singkat, yakni karena keterbatasan sarana dan prasarana. Kata dia untuk bisa menggelar UNBK syaranya harus memiliki sarana komputer sepertiga dari jumlah siswa. “Kami hanya memiliki 80 kompter itupun harus diservis, sedangkan jumlah siswa kami 381 orang, jadi karena alasan prasarana tersebut kami belum siap melaksanakan UNBK dan kami lakukan dengan maual” ucapnya. Menurutnya melaksanakan UN dengan sistem UNBK itu bukanlah sesuatu yang diwajibkan. “UNBK itu tidak wajib, bisa dilaksakan oleh sekolah yang sudah siap, kita ditanya siap apa tidak dan kita nyatakan belum siap karena alat kita belum lengkap,” ucapnya lagi.

Dipihak lain Kepala Dinas Pendidikan dan Pemuda dan  Olah Raga Kabupaten Tabanan, I Putu Santika yang mendampingi sidak Komisi IV mengaku pihaknya tidak bisa memaksa yang pasti pihaknya telah menginformasikan kepada sekolah-sekolah satu tahun sebelumya. “Kami sudah mendorong SMA 1 Tabanan untuk UNBK, bahkan kami menawarkan kami siap meminjamkan sarana komputer, namun pihak sekolah tetap tidak siap dan kami tidak bisa memaksa,” ucapnya. Kata dia di SMA 2 yang siswanya lebih banyak yakni berjumlah 444 orang bisa melaksanakan karena kerja keras pihak sekolah dalam mencari solusi termasuk dengan pola sewa dan mengajuan proposal. “awalnya di Tabanan hanya 2 sekolah yang siap, namun terus kami dorong syukur hari ini yang bisa UNBK sebanyak 4 sekolah, kedepannya kami berharap semakin banyak sekolah yang mampu UNBK,” harap Santika. ina

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER