Kesal Di Maki, Jro Mangku Di Sulanyah Main Tebas

  • 15 Maret 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 5753 Pengunjung
suara dewata

Buleleng, suaradewata.com – Merasa kesal setelah di maki oleh  Putu Redana alias Kenik (60), warga Banjar Dinas Taman Sari Urakan, Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt, membuat Jro Made Sukarata alias Jro Jupri (57) yang status sosialnya sebagai Pemangku (Pemuka agama) di Desa Sulanyah kemudian langsung main tebas.

Menurut Kapolsek Seririt, Kompol Supriadi Rahman, peristiwa penebasan tersebut berlangsung sekitar pukul 02.00 Wita, Selasa (15/3). Korban sempat di bawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Santi Graha akibat menderita sejumlah luka berat dan pelaku menyerahkan diri ke Polsek Seririt beserta barang bukti.

“Korban dan pelaku awalnya melayat seorang warga yang meninggal yakni Jro Mangku Nunia. Keduanya pun bermain domino dan dalam permainan tersebut, korban (Redana) mengeluarkan kata-kata makian ‘Jro Mangku neraka’ (Jro Mangku artinya sebutan bagi seorang suci atau tokoh agama) kepada Pelaku (Jro Sukarata),” ujar Supriadi.

Mendengar makian dari Redana, lanjutnya, Jro Sukarata kemudian naik pitam dan langsung menantang korban untuk berkelahi. Usai menantang, Sukarata kemudian pergi meninggalkan rumah duka lalu datang kembali dengan sebilah celurit dan pedang yang sudah terhunus.

Namun, Redana telah tidak ada di tempat awal dan turut pulang mengambil senjata tajam untuk menerima tantangan Sukarata. Yang tidak lama kemudian, Redana pun akhirnya datang ke rumah duka milik almarhum Jro Mangku Nunnia dengan turut membawa dua buah pedang.

Menurut Supriadi, pelaku langsung menuju kearah korban sambil mengatakan sesuatu dengan bahasa Bali “Mekenken-kenkenan ke lawan” yang artinya mau seperti apapun saya lawan. Setelah berjarak sekitar satu meter, sebilah celurit pun dilayangkan ke bagian kepala Redana serta tangan yang memegang pedang kemudian mengayunkan senjata tajam tersebut kea rah kaki kiri korban.

Akibat mendapatkan serangan tidak terduga, Redana pun lalu jatuh tersungkur tidak sadarkan diri. Sedangkan pelaku langsung pergi menuju Polsek Seririt untuk menyerahkan diri kepada pihak Kepolisian.

“Tidak kami tahan, hanya kami amankan di Polsek untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pasca peristiwa tersebut. Ini sebetulnya hanya kejadian salah faham sehingga menimbulkan emosi dari keduanya. Sudah coba didamaikan pada saat bertengkar di meja domino oleh warga lain. Namun, keduanya lepas kendali dan tidak bisa menjaga emosi,” papar Supriadi.

Dikomfirmasi terpisah, Humas RSU Santi Graha, Ketut Sri Wahyuni, membenarkan kedatangan korban sekitar pukul 03.30 Wita, (15/3), dengan kondisi luka robek pada bagian kepala, kedua tangan, dan Kaki Kiri serta pada bagian punggung.

Menurut Sri Wahyuni, kondisi luka korban sempat mendapat penangan awal dengan pembalutan lalu mencoba merujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singaraja. Namun, kondisi RSUD Singaraja ternyata penuh dengan pasien sehingga pihak RSU Santi Graha menghubungi rumah sakit lain yang ada di Buleleng.

“RSUD Singaraja katanya penuh dan begitu pula RSU lain yang sudah kami telepon sebelum memberikan rujukan penanganan. Sebab luka robeknya berat dan akhirnya pihak keluarga meminta untuk membawa pasien (Redana) ke rumah sakit. Tapi rumah sakit mana, kami pun tidak tau,” kata Sri Wahyuni saat memberikan keterangan. adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER