Nyoman "Gerantang" Tirtawan Siap Tantang PAS di Pilkada Buleleng

  • 29 Februari 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 5394 Pengunjung
suaradewata.com

Denpasar, suaradewata.com - Pasangan Bupati Putu Agus Suradnyana dan Wakil Bupati Nyoman Sutjidra (PAS), dipastikan mendapat prioritas dari PDIP untuk kembali diusung pada Pilkada Buleleng 2017 mendatang. Siapa saja penantang paket ini, satu per satu mulai muncul di permukaan.

Salah satunya adalah Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Buleleng Nyoman Rai Yusha. Selain itu, politisi Partai NasDem yang juga anggota DPRD Bali Nyoman Tirtawan, juga mengumumkan kesiapannya untuk tampil sebagai Calon Bupati Buleleng. Kepastian Tirtawan untuk ikut bertarung dalam Pilkada Buleleng ini, disampaikannya kepada wartawan di Denpasar, Senin (29/2). Ia menjelaskan, kesiapannya untuk bertarung, setelah mendapat dorongan serta dukungan yang sangat besar dari barisan anti korupsi dan aktivis lingkungan di Buleleng. "Dukungan LSM anti korupsi serta aktivis lingkungan ini sangat penting artinya bagi saya dalam menyongsong Pilkada Buleleng 2017 mendatang," kata Tirtawan, yang juga anggota Komisi I DPRD Bali.

Bukan itu saja, politisi dengan perawakan kurus dan kerempeng ini, terinspirasi dengan sosok "Gerantang" dalam legenda rakyat Bali "Cupak-Geranatang" di zaman dulu. Secara kebetulan juga, apa yang dialami oleh Gerantang, salah satu tokoh dalam cerita rakyat itu, sama persis dengan apa yang dialami selama ini oleh Tirtawan. Badan yang kurus kerempeng, selalu diolok-olok oleh lawan-lawan politiknya bahkan dihina.

Menurut dia, dalam epos ini ada dua saudara dengan sifat dan prilaku yang berbeda. Cupak, adalah seorang kakak dengan badan yang besar, brewokan dan berkumis, perut buncit, badan dekil, rakus, suka perempuan, suka mencari muka di depan orang tuanya.

Sementara Gerantang, sosok yang kurus, sedikit ganteng, rajin, baik, akan tetapi selalu diolok-olok dan dihina. "Saya selama ini mengalami apa yang dialami oleh Gerantang dalam cerita rakyat Bali ini, selalu dihina dan selalu diolok-olok, namun tak pernah menyerah dalam memperjuangkan aspirasi rakyat kecil di Buleleng,” urai Tirtawan.

Kondisi ini yang membuat Tirtawan, merasa terpanggil untuk memimpin Buleleng lima tahun ke depan. Apalagi, lima tahun sudah berlalu, dirinya belum melihat ada banyak kemajuan di Buleleng. Justru di Buleleng, menurut dia, telah terjadi degradasi moral, etika dan usaha pemimpin Buleleng. "Hati saya terus bergejolak, melihat kemunduran dan degradasi moral, etika dan usaha pemimpin Buleleng khususnya. Jauh dari niat dan usaha yang sesungguhnya untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin dan sebagai abdi rakyat dan utusan Sang Pencipta,” tegasnya.

Tirtawan mengaku telah melihat secara nyata, ada banyak dinas-dinas dan Saturan Kerja Perangkat daerah (SKPD) di Buleleng, akan tetapi hasil yang kerjanya tak maksimal. Ia menyontohkan, ada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), tetapi justru masih ada banyak sampah, banyak limbah, dan banyak pula sampah plastik.

Ada Dinas Kependudukan, akan tetapi masih banyak penduduk liar. Ada Dinas Tenaga Kerja, akan tetapi masih banyak masyarakat Buleleng yang menganggur, tidak dapat pekerjaan. "Hal itu menunjukan keberadaan dinas-dinas tersebut belum mampu menyelesaikan persoalan kecil yang ada, apalagi persoalan yang lebih besar ke depan, tandas Tirtawan.

Kuncinya, menurut dia, kalau ingin Buleleng kaya dan maju, maka pemimpin harus mampu melakukan bersih birokrasi dan bersih lingkungan. Di setiap negara kaya, imbuhnya, pasti birokrasi dan lingkungannya bersih serta kelestarian alam tetap dijaga. "Kalau mampu mewujudkan Buleleng yang bersih, mampu memberikan pelayanan yang baik pada masyarakatnya, mempercantik daerah tujuan wisata, dipastikan wisatawan akan terus berdatangan dan itu akan mendongkrak PAD dan mengurangi penganguran di Buleleng,” pungkasnya. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER