Sekda Suyasa Sebut Penggunaan Aksara Bali Harus Lebih Adaptif di Era Digitalisasi

  • 12 Februari 2024
  • 23:40 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1174 Pengunjung
Salah satu peserta dalam lomba aksara bali dalam rangka Bulan Bahasa Bali ke VI tahun di area halaman Kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Senin (12/02/2024). SD/sad/ist

Buleleng, suaradewata.com - Pembelajaran penggunaan aksara Bali harus lebih adaptif pada zaman global dan digitalisasi. Hal itu terlihat dari perlombaan Bulan Bahasa Bali ke VI tahun ini yang salah satunya memperlombakan mengetik aksara Bali dengan keyboard tamiang di area halaman Kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Senin (12/02/2024.

Sekda Buleleng Gede Suyasa saat membuka lomba tersbebut berharap lomba ini bisa dijadikan momentum sebagai orientasi dalam perkembangan, pelestarian dan pengunaan bahasa dan aksara Bali. Dimana kegiatan Ini mungkin akan mendorong generasi muda untuk semakin mencintai bahasa Bali khususnya di era digitalisasi.

"Tinggal di sekolah saja harus ada penyesuaian tuntutan sosial dalam masyarakat terkait penggunaan bahasa Bali. Bagaimana anak-anak muda kita terampil menggunakan bahasa bali dan bukan hanya sekedar teori semata tapi bagaimana mereka mencintai dan menggunakannya," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Nyoman Wisandika mengatakan bahwa kegiatan Bulan Bahasa Bali tahun ini memperlombakan 7 kategori, yaitu lomba lomba Nyurat Aksara Bali Tingkat SD, lomba Nyurat Lontar Tingkat SMP, lomba Debat Mebasa Bali, lomba Ngwacen Lontar usia 19 sampai dengan 23 Tahun, lomba Masatua Krama Istri dari Paiketan Krama Istri (Pakis), lomba Pidarta antar Bendesa Adat dan lomba Mengetik Aksara Bali dengan keyboard tamiang.

Khusus untuk lomba mengetik aksara Bali dengan keyboard tamiang adalah yang pertama dilakukan dari tahun sebelumnya dan bahkan di tingkat provinsi belum di agendakan. Karena terbilang baru dilaksanakan, lomba ini nantinya tidak akan dilombakan di tingkat provinsi.

Sementara salah satu peserta lomba mengetik aksara Bali dengan keyboard tamiang Luh Susiani dari perwakilan  SMKN 1 Sawan mengungkapkan alasannya mengikuti lomba ini karena hobinya menulis aksara Bali sedari dulu.

Kata Susiani, walaupun kendati baru diperlombakan dan terkesan agak sulit, lomba ini menurutnya menjadi suatu tantangan tersendiri baginya. Dimana dirinya berlatih 3 kali dalam seminggu dengan bimbingan gurunya. Alhasil dengan kerja kerasnya berhasil menjadi perwakilan Kecamatan Sawan dan dirinya mengaku optimis bisa juara.

"Meskipun terkesan sulit tapi saya optimis bisa dapat juara dalam perlombaan ini. Semoga kegiatan ini bisa dilakukan secara berkelanjutan dalam menjaga dan melestarikan penggunaan bahasa dan aksara Bali ke depannya," tutupnya. Sad/red


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER