Karya Agung Danu Kerthi Bakal Gunakan 10 Kerbau, Dikemas Seperti 104 Tahun Silam

  • 09 Oktober 2023
  • 13:25 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1393 Pengunjung
Krama Desa Adat Batur serta didukung ratusan krama Subak se- Bali mulai melakukan berbagai persiapan jelang Karya Agung Danu Kerthi.

Bangli, suaradewata.com - Berbagai persiapan mulai dilakukan krama Desa Adat Batur serta didukung ratusan krama Subak se- Bali jelang Karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, Bakti Pakelem ring Segara lan Puncak Gunung Batur, Mapaselang lan Mapadanan di Danau Batur dan Gunung Batur yang bakal dilaksanakan pada Tilem Sasih Kapat Sabtu, 14 Oktober 2023. Seperti yang terlihat, Minggu (8/10/2023), tampak ratusan sekaa teruna melaksanakan ngayah melakukan persiapan uparengga upakara, seperti menghias penjor dan oranamen lainnya. 

Pamucuk Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duhuran didampingi Jero Penyarikan Batur Duuran (I Ketut Eriadi Ariana) saat ditemui di areal Pura Segara Ulun Danu Batur, menyebutkan upacara tersebut dilaksanakan sebagai bentuk ucapan terima kasih atas anugerah alam kepada Tuhan Yang Maha Esa, khususnya ke hadapan Ida Bhatari Dewi Danuh, manifestasi Tuhan yang diyakini umat Hindu Bali berstana di Gunung Batur. Karenanya seluruh masyarakat khususnya Hindu di Bali diajak secara bersama-sama "Ngrestitiang Karya" hingga pelaksanaan upacara berlangsung lancar hingga saat Penyineban nanti. “Karya ini kami perkirakan akan menghabiskan anggaran Rp 2 miliar. Untuk biaya bersumber dari urunan dan punia dari para pengempon khususnya krama subak se Bali,”katanya.

Lanjut disampaikan, upacara Danu Kerthi ini mempergunakan 10 ekor kerbau. Selain itu ritual upacaranya akan dikemas dan digelar seperti 104 tahun silam, tepatnya pada tahun 1919 Masehi. Dijelaskan pula upacara ini telah diamanatkan oleh leluhur Batur sejak masa silam sebagai upaya niskala menjaga kesucian Danau Batur. “Tujuan upacara ini adalah untuk pemuliaan danau sebagai salah satu sumber mata air yang memberikan penghidupan. Dimana secara niskala upacara tersebut sangat terkait dengan upaya menjaga keharmonisan alam, sebab Danau Batur merupakan sumber air yang sangat sentral bagi Bali,”katanya. 

Paparnya, ritual ini secara siklus dilakukan setiap lima tahun sekali, dan dilakukan terakhir kali pada tahun 2018 silam. Hal Ini pun tercatat di dalam Rajapurana Pura Ulun Danu Batur yang disucikan. Juga pada lontar-lontar lain di Bali, yang disebut menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat Bali, lebih-lebih para pemimpin Bali. 

Ditegaskan, secara tradisional di dalam lontar Rajapurana Pura Ulun Danu Batur disebut bahwa air Danau Batur mengalir ke daerah di bagian selatan maupun utara Pulau Bali, sehingga masyarakat subak yang di zona kawasan itu menjadikan Pura Ulun Danu Batur sebagai Pura Panguluning Subak. “Interaksi yang muncul dapat kita lihat melalui persembahan hasil panen masyarakat subak di zona kawasan aliran air Batur itu ketika pujawali Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur setiap tahun. Selain itu, masyarakat subak juga secara rutin memohon tirta pakuluh ketika baru akan membuka lahan maupun ketika seandainya sawahnya diserang hama ke Pura Ulun Danu Batur,” kata Jero Gede.

Disinggung terkait dengan ritual tahun ini yang dilaksanakan seperti upacara tahun 1919, Jero Gede Batur Duhuran mengatakan intinya terletak pada kurban pakelem di Danau Batur. Menurut Rajapurana Pura Ulun Danu Batur, pakelem di Danau Batur menggunakan 3 ekor kerbau dan seekor babi hitam. Data itu pun dikuatkan dengan penemuan arsip tahun 1919 masehi yang menjelaskan secara detail penggunaan 3 ekor kerbau dan seekor babi hitam pada pelaksanaan pakelem. Karenanya totalnya menggunakan 10 ekor kerbau untuk tahun ini. Itu termasuk pakelem di Pucak Gunung Batur, sebagai lantaran, tawur, pakelem di segara, paselang. 

Sementara itu, terkait dengan jadwal upacara dijelaskan bahwa beberapa rangkaian upacara telah dilaksanakan.

Adapun rangkaian upacara telah dimulai pada 2 September 2023 lalu yang dimulai dari Nyukat Genah Karya, kemudian ngaturang Pakeling Karya pada 6 September 2023. Nanceb Rompok pada 8 September 2023, dan Nunas Beras Catur pada 11 September 2023. Selanjutnya pada 14 September akan dilaksanakan upacara Netegang, Ngingsah, Makarya Sanganan Suci, Nanceb Sunari, Mapangalang, dan Ngeker Dewasa. Pada 8 Oktober 2023 upacara dilanjutkan dengan Nuur Tirta Pakuluh. Tanggal 11 Oktober 2023, pralingga Ida Bhatari/Bhatara akan diturunkan dari payogan-nya dan dilanjutkan dengan melasti ke Segara Watuklotok, Klungkung dan menuju tempat upacara di Pura Segara Ulun Danu Batur-Pura Jati. Ritual akan dimulai pada pagi hari di Pura Ulun Danu Batur, dimana pralingga-pralingga serta arca Ida Bhatari-Bhatara akan diturunkan dari tempatnya dan diusung menuju Pura Segara Watuklotok. Iring-iringan akan berjalan sekiimtar pukul 08.00 wita dari Pura Ulun Danu Batur melewati Jalan 

Raya Batur-Penelokan kemudian berbelok ke kiri menuju Jalan Sekardadi-Kayuambua. Sampai di simpang Kayuambua, iring-iringan akan melalui Jalan Raya Susut-Bangli hingga berbelok ke selatan di simpang tiga Jalan Kesumayudha melalui Jalan Brigjen Ngurah Rai-Jalan Merdeka Bangli. 

Iring-iringan terus melaju ke selatan hingga sampai di pertigaan Sidan, Gianyar ke timur melalui Jalan Raya Tulikup sampai di Jalan Raya Banjarangkan. Rombongan akan berbelok ke selatan di simpang Jalan Raya Banjarangkan-Jalan Melasti II; melalui Jalan Banjar Losan hingga sampai di Jalan Bypass Ida Bagus Mantra. Selanjutnya, rombongan akan berjalan ke arah timur melalui bypass Ida Bagus Mantra dan berbelok ke kanan melalui Jalan Pantai Klotok.

Balik dari Pura Segara Watuklotok, rombongan akan kembali melalui Jalan Bypass Ida Bagus Mantra ke arah timur, kemudian berbelok ke arah utara menuju Kota Klungkung. Di Catuspata Klungkung rombongan akan bergerak ke arah utara menuju Jalan Raya Besakih hingga melalui Desa Suter dan sampai di Penelokan. Dari Penelokan iring iringana akan turun melalui Jalan Raya Penelokan-Kedisan hingga sampai di Pura Segara Ulun Danu Batur-Pura Jati. “Terkait dengan Ida Bhatari Ratu Lunga Melasti, kami memohon permakluman kepada masyarakat umum yang menggunakan jalan pada waktu-waktu tersebut karena pasti akan mengganggu arus lalu lintas. Kami memohon waktunya sejenak sembari mengarahkan untuk mencari jalur alternatif. Sebab sekitar 500 kendaraan akan dilibatkan,”ucap Jero Gede.

Keesokan harinya pada 12 Oktober 2023, bebernya,  dilaksanakan upacara Ngadegang Bagia Pulakerti.Tanggal 13 Oktober 2023 dilaksanakan Pepada Wewalungan dan Ngolah Wewalungan, serta Memben.Tanggal 14 Oktober 2023, tepat pada Tilem Kapat akan dilaksanakan puncak karya, sedangkan 15 Oktober 2-23 dilaksanakan Nyepi Karya. Pada 16-19 Oktober 2023 dilaksanakan Bakti Penganyar. Tanggal 17 Oktober 2023 dilaksanakan upacara Mapadanan, serta tanggal 20 Oktober 2023 dilaksanakan Bakti Pepranian, sekaligus Masineb. Sesuai dengan Pengumuman No. PG.01/BKSDA.BI-1/TU/10/2023 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Pendakian Gunung di Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang yang dikeluarkan Kepala Balai KSDA Bali, pendakian Gunung Batur akan ditutup sementara pada 14-15 Oktober 2023. “Sesuai surat tersebut, kami juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya umat Hindu di Bali untuk bersama ngrestitiang karya,” pungkas Jero Gede.ard/adn


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER