Dikeluhkan, Begini Kondisi Ruas Jalan Bubung Kelambu-Yeh Mampeh

  • 04 Februari 2020
  • 17:05 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2147 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Kondisi ruas jalan Bubung Kelambu menuju Pertigaan Culali, Yeh Mampeh, Batur, Kintamani benar-benar memperihatinkan. Betapa tidak, kondisi jalan hotmik tersebut sejak bertahun-tahun mengalami kerusakan yang sangat berat.  Disejumlah titik, banyak lubang menganga yang siap menjebak para pengendara. Kondisinya kian parah saat memasuki musim penghujan seperti saat ini. Genangan air sedalam selutut orang dewasa  terjadi dibeberapa titik sehingga sangat membayahkan para pengendara. Selain itu, sepanjang ratusan meter kondisi ruas jalan tersebut juga masih tertimbun material longsor yang tidak kunjung dibersihkan sehingga kian mempersulit para pengedara untuk melintas.  

Menurut warga setempat, kondisi tersebut terjadi pasca bencana tanah longsor dan banjir bandang yang menerjang Kawasan Yeh Mampeh, desa Batur, Kintamani, Bangli pada awal bulan Februari 2017 lalu. “Saat musim penghujan seperti saat ini, ada sekitar lima titik kondisi jalan tersebut tergenang air sehingga sangat membahayakan para pengendara bermotor,” ungkap I Made Yogi Wikrama, salah seoarang warga setempat saat ditemui dilokasi, Selasa (4/2/2020). Selain itu, kata dia, ada sekitar 200 meter ruas jalan tersebut tertimbun material tebing longsor hingga saat ini. “Kondisi jalan yang tertimbun material longsor berupa batu kapur dan pasir, telah terjadi sejak tahun 2017 itu saat bencana besar terjadi. Namun sampai kini justru belum dilakukan pembersihan,” sesalnya.

Dampaknya, kerusakan ruas jalan tersebut kian parah. Ketika musim hujan seperti ini, ruas jalan tersebut benar-benar tidak bisa dilalui pengendara sepeda motor akibat genangan air hujan yang cukup dalam. Hanya truk dan kendaraan roda empat lainnya, yang bisa melalui. “Untuk pengendara sepeda motor, harus melalui jalan alternative melewati tegalan warga untuk bisa meliwati kubangan air tersebut,” keluhanya. Padahal, diakui, akses jalan tersebut selain setiap hari cukup ramai dilalui warga setempat dan para wisatawan. “Sebaliknya, saat musim kemarau kondisi ruas jalan tersebut menjadi berdebu sehingga sangat mengganggu masyarakat,” tegasnya.

Hal yang sama juga disampaikan, Jro Sucipta Kariyawan. “Pasca bencana tersebut, hampir setiap tahun warga disini mengeluhkan kondisi jalan sulit dilalui,” ungkapnya. Karena itu, masyarakat dari dulu sangat berharap adanya perhatian instansi terkait untuk bisa segera membersihkan material yang menimbun dan melakukan perbaikan ruas jalan tersebut. Masyarakat juga berharap, untuk menjaga ketahanan hotmik, sebaiknya dibangun drainase disepanjang jalan itu. “Selama ini, drainasenya tidak ada. Sehingga saat terjadi hujan, airnya lebih banyak menggenangi ruas jalan ini sehingga sangat sulit dilalui,” ungkapnya. Kata dia, kerusakan yang terjadi dijalur tersebut mencapai 1 km.

Secara terpisah Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPR Perkim) Kabupaten Bangli, I Made Soma saat dikonfirmasi awak media, membenarkan kondisi ruas jalan tersebut. Namun untuk kepastiannya, pihaknya masih menunggu hasil survey mandor. “Untuk kepastiannya, saya masih menunggu laporan mandor dan pengawas di Kintamani. Kalau memang dibutuhkan untuk membersihkan, kita tinggal menggunakan anggaran rutin. Tapi, tergantung hasil survey mandor dulu,” ungkapnya singkat. ard/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER