DPRD Bali Ajak Petani Tanam Cabai Rawit

  • 18 Februari 2017
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2943 Pengunjung
suaradewata.com

Denpasar, suaradewata.com -Kebutuhan akan cabai rawit di Indonesia, cukup tinggi. Di sisi lain, produksi cabai rawit justru tak mampu memenuhi tingginya permintaan masyarakat. Karena itu, masyarakat diminta untuk memanfaatkan peluang ini dengan menanam dan meningkatkan produksi cabai rawit.

"Saya berharap petani dalam pola penanaman cabai rawit, perlu ditingkatkan sehingga mampu memproduksi cabai secara normal. Dari pengamatan saya, kebutuhan cabai hingga saat ini belum terpenuhi, sehingga harga di pasar juga melambung tinggi hingga kisaran Rp100.000 sampai Rp130.000 per kilogram," kata anggota DPRD Provinsi Bali Gede Ketut Nugrahita Pendit, di Denpasar, Sabtu (18/2).

Menurut dia, peluang petani untuk menanam cabai rawit cukup besar. Jika hal ini mendapat perhatian serius, maka dipastikan mampu meningkatkan penghasilan sekaligus mengangkat perekonomian masyarakat.

"Yang terjadi sekarang cabai rawit di pasar sangat terbatas, sehingga harga melambung tinggi. Di ladang petani pun tanaman cabai rawit tidak berbuah," ujar politisi asal Baturiti, Tabanan itu.

Nugrahita Pendit pun meminta Dinas Pertanian dan Holtikultura, agar mendorong para petani untuk dapat bercocok tanaman cabai rawit. Apalagi, Bali masih memiliki lahan cukup luas untuk menanam cabai rawit.

"Saya juga minta kepada pemerintah dan instansi terkait memberi dukungan, dan bila perlu memberikan bibit cabai rawit yang cocok di daerah tersebut," pinta anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Bali ini.

Selain itu, demikian Nugrahita Pendit, kalangan akademisi juga agar terus melakukan inovasi dalam menciptakan bibit pertanian yang unggul dan tahan dengan serangan hama penyakit. Ia berargumen, para pakar pertanian cukup banyak di Indonesia. Namun dari pengamatannya, masih sedikit yang mampu menemukan bibit yang bisa dikembangkan di daerah yang cocok ditanami cabai rawit.

"Akibatnya, petani dalam menanam masih menggunakan pola lama, yakni asal mau hidup saja, dan belum memikirkan produksinya," pungkas Nugrahita Pendit. san/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER