Pertamina Didesak Beri Kepastian Harga Gas "Melon"

  • 22 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2988 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Beberapa pekan terakhir, terjadi kelangkaan LPG 3 kg di beberapa daerah di Bali. Akibat kelangkaan ini, harga gas "melon" itu melonjak dari biasanya hanya Rp16 ribu menjadi Rp25 ribu.


Kondisi ini mendapat perhatian dari Komisi III DPRD Bali. Kalangan dewan meminta PT Pertamina Area Pemasaran Bali-NTB, agar segera memberikan kepastian harga gas bersubsidi itu kepada masyarakat. Selain itu, Pertamina juga didesak untuk mengatasi kelangkaan yang meresahkan masyarakat ini.

"Pertamina harus menstabilkan harga LPG 3 kg. Kami minta agar harganya juga maksimal Rp16 ribu per tabung di tingkat pengecer,” ujar Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba, di Denpasar, Jumat (22/5).

Menurut dia, kelangkaan LPG 3 kg merupakan tanggung jawab Pertamina selaku regulator yang diberi tanggung jawab oleh pemerintah. "Jangan sampai Pertamina malah cuci tangan terkait hal ini," tandas politisi Partai Demokrat asal Jembrana itu.

Ia menambahkan, Pertamina mestinya ikut bertanggungjawab atas kelangkaan dan melambungnya harga gas "melon" ini. Sebab, seharusnya Pertamina melakukan pengawasan secara ketat.

"Pertamina harus melakukan pengawasan secara ketat, sehingga tidak ada penyimpangan yang dilakukan oleh pangkalan atau agen," kata Tamba, yang juga Ketua Kadin Bali Golf Club ini.

Hal tak jauh berbeda dilontarkan anggota Komisi III DPRD Bali Kadek Nuartana. Ia meminta Pertamina, agar jangan tutup mata terhadap melambungnya harga gas "melon", hingga agen dan pangkalan meraup untung hingga 70 persen.

"Pertamina semestinya mempunyai inisiatif untuk mengantisipasi kelangkaan dan melambungnya harga gas tersebut,” tegas Nuartana, yang juga Ketua PKPI Bali.

Selain itu, Nuartana juga mempertanyakan soal klaim lancarnya distribusi gas yang pernah disampaikan pihak Pertamina. “Jika memang distribusi lancar seperti diklaim pihak Pertamina, kenapa masih terjadi kelangkaan? Juga kenapa harganya masih tinggi? Kami jadi curiga harga di tingkat pengecer tinggi, karena memang mereka membeli dengan harga yang tinggi juga,” tuding Nuartana.

Sementara Wayan Adnyana, anggota Komisi III DPRD Bali dari Fraksi Partai Demokrat, menambahkan, juga menyayangkan ketidakpastian harga LPG 3 kg ini. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Bali ini juga meminta pihak Pertamina melakukan kontrol harga jual dari agen dan pangkalan ke tingkat pengecer.

Selain Pertamina, Adnyana juga mengingatkan Dinas Perdagangan dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk ikut bersama-sama mengontrol harga jual dan distribusi LPG 3 kg. Ini penting, agar masyarakat tidak selalu dirugikan.

"Dengan kondisi seperti sekarang, kami di Komisi III DPRD Bali segera melakukan sidak ke lapangan. Apakah nanti ke agen/ pangkalan atau pengecer. Kami ingin mengetahui persis dari mana sumber masalah terjadinya kelangkaan dan mahalnya LPG 3 kg ini," jelas Adnyana. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER