Kemenlu Sambangi Korban Pesawat MH 17

  • 22 Juli 2014
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1653 Pengunjung

Buleleng, suaradewata.com- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Senin (21/7) menyambangi para korban pesawat MH 17 di Kabupaten Buleleng. Rombongan Kemenlu yang dikoordinir Dirjen Protokol dan Konsulat Kemenlu, Afrian pertama kali menyambangi rumah keluarga korban Ketut Wiartini di Banjar Dinas Tukad Ampel, Desa/ Kecamatan Kubutambahan, Buleleng sebelum ke rumah korban Wayan Sujana di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Kedatangan Kemenlu ini untuk menanyakan keinginan keluarga korban terkait jatuhnya pesawat MH 17 Malaysia Airlines.

Kedatangan rombongan Kemenlu ini merupakan kesempatan bagi kelurga korban untuk menyampaikan keluhannya. Seperti yang dilakukan Ketut Wikariyasa, adik korban Wiartini yang mewakiki keluarga meminta pihak pemerintah segera mengirimkan jenasah kakaknya itu dalam kondisi apapun. “Kami sekeluarga meminta agar jenasah saudara kami, korban Wiartini dikirimkan . Namun, jika bagian tubuh tidak ada yang ditemukan atau tidak lengkap, kami sekeluarga meminta jenasah dikremasi dulu sebelum dikirim ke rumah kami” ucap Wikariyasa."Karena keyakinan kami, jika dikirim dalam kondisi tidak utuh, maka selanjutnya keluarga akan ada yang terkena musibah. Lebih baik di kremasi di sana, Sedangkan jika jenazahnya tidak bisa ditemukan, kami sekeluarga meminta dikirimkan abu pesawat untuk diupacara ngaben” imbuhnya.

Lebih lanjut ia mengatakan dalam menjalani tes DNA di Malaysia, keluarga meminta diuruskan paspor. Disamping itupula, keluarga menginginkan seluruh aset yang dimiliki korban Wiartini, seperti rekening tabungan dan sertifikat rumah dilacak keberadaannya.”kami berharap semua yang berkaitan dengan saudara kami difasilitasi, baik itu paspor maupun asset” tandas Wikariyasa.

Sementara itu Dirjen Protokol dan Konsulat Kemenlu, Afrian Asri yang datang mengunjungi keluarga korban menyampaikan bahwa kepada pihak Maskapi Malaysia Airlines untuk segera ditindaklanjuti. Pihak Malaysia Airlines juga berkewajiban memberikan santunan kepada keluarga korban sebesar 5.000 US Dollar atau setara Rp 60 juta. “Saat ini, pemerintah sedang berusaha melakukan evakuasi terhadap korban. Sebab, lokasi jatuhnya pesawat berada di kota Donetsk, daerah kekuasaan terkuat pemberontak. Terpenting saat ini kita berusaha membuka akses dulu untuk segera melakukan evakuasi," tandas Afrian Asri. sad


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER