Pesawat Garuda Tennical Problem, Puluhan Penumpang Terlantar 4 Jam

  • 01 April 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 5469 Pengunjung

Denpasar, Suaradewata.com -Sebanyak 59 penumpang pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 7036 rute Denpasar-Labuanbajo mengalami penundaan. Para penumpang yang kebanyakan turis asing tersebut akhirnya terlantar dan terlunta-lunta di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Rabu (1/4). Para turis yang umumnya akan berwisata ke Komodo tersebut terpaksa harus menunda keberangkatannya.

Seorang penumpang bernama Yoseph menjelaskan, pesawat tersebut sebenarnya dalam jadwal akan terbang ke Bandara Komodo Labuanbajo pada pukul 11.00 Wita. "Entah kenapa, saat kami sudah naik ke pesawat, seluruh penumpang disuruh turun lagi. Oleh manajemen menjelaskan, jika pesawat yang bersangkutan tidak memiliki izin pendaratan di Bandara Komodo Labuanbajo. Dan menerbangkan pesawatan yang sama, manajemen Garuda harus mengajukan izin baru ke Jakarta, ke Kementerian Perhubungan," ujarnya.

Sementara seorang penumpang lainnya bernama Fridolinus Sanir menjelaskan, pihak manajemen berjanji akan mengurus segala perizinan tersebut hanya sekitar setengah jam. Namun hingga saat ini sudah terlambat sekitar 4 jam bahkan hampir 5 jam lebih. "Memang kita diberi makan oleh Garuda. Tetapi bukan berarti harus terlambat berjam-jam seperti ini. Bayangkan saja, jadwal semula terbang jam 11.00 Wita tetapi telambat sampai sekitar jam 16.00 Wita seperti ini. Banyak penumpang yang kecewa dan mempertanyakan pelayanan Garuda," ujarnya. Apalagi sebagian besar penumpang itu adalah turis asing. Betapa kecewanya mereka.

Menurutnya, tidak ada penjelasan soal alasan teknis pesawat terkait dengan molornya jadwal penerbangan itu. Hanya dijelaskan soal tidak adanya izin pendaratan terhadap pesawat yang sama. Hingga saat ini para penumpang masih tetap menunggu di ruang tunggu Bandara Internasional Ngurah Rai. Belum ada penjelasan soal konpensasi keterlambatan, soal akomodasi dan sebagainya. "Ini maskapai yang terpercaya di Indonesia. Kita kuatir ini menjadi citra buruk pelayanan Garuda, karena sebagian besar penumpang adalah turis asing. Bukan tidak mungkin mereka akan komplain dan meminta ganti rugi hanya karena soal spele yakni izin pendaratan," ujarnya. vie


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER