Warga Ngaku Sempat Ancam Bunyikan Kulkul Bulus

  • 13 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3187 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Kelakuan Robert Andrew Fiddes Ellis,70 yang tertutup dan sering membawa anak-anak ke rumahnya sempat memunculkan kecurigaan warga sekitar. Bahkan warga mengaku sempat melaporkan ke polisi secara lisan namun tidak ada tanggapan, hingga warga  hendak membunyikan kulkul bulus apabila tidak menghiraukan ancaman warga.

Seperti diungkapkan salah satu warga sekitar, I Nengah Rotog,60 bahwa warga sudah curiga dengan ulah bule australia tersebut. “Sejak awal kami sudah curiga, karena kami sering lihat dia membonceng anak-anak kecil masuk ke rumahnya,” ucapnya. Anak-anak yang dibawa Robert itu kata Rotog, silih berganti dan usianya masih kecil.  “Saya lihat kurang lebih 10 kali, ada yang dibonceng bertiga sekaligus, umurnya sekitar 10 sampai 15 tahun” jelasnya.

Masih menurut Rotog, oleh aparat banjar sempat didatangi, namun tidak pernah digubris oleh Robert. “Dia ( Robert-red) itu orangnya pendiam dan rumahnya selalu terkunci,” jelas Rotog. Karena warga kesal, ulah Robert pernah dilaporkan kepada polisi secara lisan namun tidak ada kelanjutanya. “Kami sempat mengancam memukul kentongan sebulum akhirnya kasus ini terungkap dan Robert ditangkap anggota Polda Bali,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan oleh Wayan Nurya,33 warga setempat yang sempat memergoki anak-anak perempuan yang diajak masuk ke dalam rumah Robert.  Nurya menjelaskan waktu itu malam hari sekitar pukul 21.00 ada tiga orang anak-anak perempuan melintas di sebelah rumahnya hendak menuju rumah Robert yang berada agak jauh dari rumah warga. “Saya sempat tanya anak-anak itu ngapaian ke rumah sana,” jelasnya.  Anak-anak tersebut sempat berlarian sambil mengaku dari Karangasem dan mencari Mr Robert karena menyangkut masalah yayasan. “Saya tidak paham yang dimaksud yayasan oleh anak-anak tersebut,” jelasnya.  Karena  berlaki-kali melintas di dekat rumahnya yang menuju rumah Robert di malam hari, ia pun merasa terganggu. “Saya perhatikan anak-anak kecil itu tidak sampai dua jam di dalam rumah tersebut. Setelah dua jam mereka pasti keluar lagi,” jelasnya.  Karena merasa terganggu dengan ulah Robert dan anak-anak yang melintas di malam hari, ia kemudian memasang tanda larangan melintas masuk melalui jalan yang ada di sebelah rumahnya. “Kami akhirnya tutup jalan  masuk itu dengan memasang tulisan don’t not cross,” jelasnya.  Setelah dipasang tanda larangan, mereka berhenti melintas di malam hari, namun merubah jam pertemuan menjadi pagi-pagi sekitar jam 9 atau jam 10 pagi. Tapi melalui jalan di sebelah barat. Yang sudah dibeli juga oleh Robert. “Kami tidak tahu apa yang dikerjakan di dalam rumah tersebut,”jelasnya. Setelah  kedok Ronert diketahui pasca ditangkapnya oleh anggota Polda Bali, ia bersama warga berharap kasus tersebut dituntaskan  sesuai hukum yang berlaku. ina

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER