Robert Dilihat Sering Bawa Anak-anak ke Rumahnya

  • 13 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2860 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Monster anak asal Autralia Robert Andrew Fiddes Ellis,70 yang terungkap melakukan pedofilia terhadap beberapa anak dibawah umur membuat geram warga. Robert yang tinggal di Banjar Nyampuhan, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemdeg Timur, Tabanan itu awalnya dikenal bergaul namun itu hanya sebulan, setelah itu dia dikenal sangat tertutup, bahkan sering dilihat membonceng anak-anak ke rumahnya.

Dari penelusuran koran ini, Rabu, (13/1) untuk mencari rumah milik bule asal Australia itu memang agak sulit. Rumahnya berada jauh dari pemukiman warga. Untuk menuju lokasi dari jalan desa harus melewati jalan batu kapur berlubang  dan bergelombang. Belum lagi dengan arah berbelok-belok  melintasi tegalan yang dipadati dengan kayu. Sehingga untuk mencapai rumahnya lebih gampang menggunakan sepeda motor. Beruntung salah satu warga disana I Nengah Rotog,60 dengan  sukarela mengantar menuju lokasi.

Rumah yang ditempati robet dari luar tampak tertutup. Bangunan rumahnya berdiri diatas tanah seluas luas 4 are dikelilingi tembok setinggi empat meter itu, memiliki dua pintu masuk. Satu di sebelah selatan satu di sebelah timur. Di dalam rumah tersebut ada dua kamar ukuran  4 x 4 meter. Satu berisi bed tempat tidur lengkap dengan TV 14 inc. Satu kamar lagi berada di sebelah timur diperutukan sebagai dapur. Sementara di kamar tengah dibiarkan terbuka berisi kulkas dan barang lainya. Dalam rumah itu juga ada kamar madi yang berisi shower letaknya terpisah di sebelah selatan

Sementara dihalaman rumah ditanami hamparan rumput jepang yang tampak kurang terurus. Sementara di halaman itu juga tumbuh pohon yang tinggi, berisi kolam namun sudah tidak ada airnya.  Di dalam kolam itu juga ada ayunan anak-anak yang terbuat dari tali plastik dengan posisi diikat di atas pepohonan. Menurut penuturan Nengah Rotog, tanah itu dibeli Robert dari seseorang pemiliknya asal Seminyak, Kuta bernama Pak Diana. “Dia membangun rumah dengan menggunakan buruh dari luar Bali,” ucapnya. Lalu bagaimana keseharian Robert.? Menurut Rotog, bule asal Australia itu baru tinggal disana sekitar 14 bulan lalu.  “Awalnya dia (Robert) biasa bergaul dengan warga sekitar bahkan sering belanja di warung yang ada di sekitar banjar Nyaampuhan,” paparnya. Namun sikap bergaul Robert itu hanya bertahan sebulan. Setelah itu prilaku Robert mulai berubah. Hal itu kontan saja mengundang kecurigaan warga. “Belakanga dia seakan tertutup, bahkan warga sering melihat dia membonceng anak-anak yang tidak dikenal dan diajak ke rumahnya,” ucapnya. Atas kecurigaan tersebut warga juga mengaku sempat melaporkan secara lisan kepada aparat, namun tidak ada tindaklanjutnya. Sampai akhinya Polda Bali melakukan penangkapan beberpa waktu lalu. “Kami kaget dan kecewa kalau benar rumah ini dijadikan tempat untuk mencabuli anak-anak yang berada di bawah umur, beruntung sejauh ini korbannya tidak ada dari wilayah kami,” ucap Rotog.

Dipihak lain Kepala Dusun Nyampuhan, I Nyoman Wirya dan warga lain juga mengaku kaget dengan terbongkarnya kasus tersebut. Dia mengaku tidak menyangka yang bersankutan berkelakuan begitu. “Kami dan warga sangat kaget, karena orangnya tidak ada masalah dan bai-baik saja,” ucap Wirya. Pihaknya juga membenarkan kalau Robert tinggal di rumahnya itu baru sekitar satu tahun lalu. Saat menempati rumah tersebut, Robert dikatakan tidak ada melapor secara langsung kepada kepala dusun. “Kalau pak Robert tidak pernah melapor, yang melapor kesini adalah yang pemilik tanah sebelumnya yakni Pak Diana,” akunya. Terkait kecurigan warga yang mengatakan yang bersangkutan sering bawa anak-anak ke rumahnya juga dibenarkan Wirya. “Kalau soal itu, saya juga denger dari masyarakat memang begitu, namun yang dibawa bukan anak-anak warga sini,” beber Wirya. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER