Demokrat Tuding Petugas Tak Netral di Badung dan Karangasem

  • 09 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2898 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Partai Demokrat menuding bahwa ada petugas yang tak netral jelang pemungutan suara pada Pilkada serentak di enam kabupaten dan kota di Bali, Rabu (9/12). Hal tersebut ditunjukkan, ketika saat pembagian formulir model C6 atau undangan pemilihan, petugas justru mengajak pemilih untuk memilih pasangan calon tertentu.

Tudingan ini sebagaimana dilontarkan Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Made Mudarta, saat dihubungi di Denpasar, Selasa (8/12). Menurut dia, selain mengajak masyarakat untuk memilih pasangan calon tertentu, petugas juga membawa atribut kampanye.

“Jadi di formulir (C6) itu, ternyata ada pesan sponsornya,” kata Mudarta. "Pesan sponsor itu, di mana petugas penyelenggara pemilu dalam membagikan surat undangan mencoblos, sambil mengajak warga untuk mencoblos salah satu kandidat," imbuhnya.

Politisi asal Jembrana itu menambahkan, saat mengantar undangan, petugas juga ada yang membawa atribut peserta pemilu, seperti kaos kandidat lalu. Kaos tersebut dibagikan kepada masyarakat. Ada juga petugas yang hanya sekedar mengajak masyarakat untuk mencoblos kandidat tertentu.

Dari hasil pantauannya di lapangan, sikap tidak netral petugas ini terjadi di dua daerah yakni di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. "Kami temukan di dua daerah itu. Sementara kami masih pantau daerah lainnya. Tentu pelanggaran itu sudah kami laporkan ke Panwaslu. Dan ke depan, tak boleh terulang lagi,” ujar Mudarta.

Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali Ketut Rudia, mengingatkan seluruh jajarannya di enam kabupaten dan kota yang menggelar Pilkada, untuk melakukan pengawasan ketat dalam distribusi formulir model C6 yang berisi pemberitahuan pemilih. Pasalnya, form C6 ini sangat rentan disalahgunakan. "Kami sudah menginstruksikan untuk pengawasan yang ketat dalam distribusi logistik dan juga distribusi C6 kepada pemilih," ungkap Rudia.

Diakuinya, potensi penyalahgunaan C6 itu terutama bagi para pemilih yang berada di perantauan atau berpotensi tidak hadir saat hari H Pilkada. "Oleh oknum yang tidak bertanggungjawab akan mencari celah dengan menerima C6 tersebut," pungkasnya.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER