Dewan Soroti Tingginya Kasus DBD di Bangli, Dinkes Diminta Gerak Sebelum Ada Kasus 

  • 21 Maret 2024
  • 18:20 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1739 Pengunjung
Anggota DPRD Bangli, I Gede Tindih

Bangli, suaradewata.com - Melonjaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten Bangli tak luput dari sorotan kalangan wakil rakyat. Sejumlah anggota Dewan pun mendesak Dinas Kesehatan Bangli menggencarkan pelaksanaan fogging secara kontinyu sebelum ada kasus. "Biasanya melonjaknya kasus DB kan ada siklusnya.  Di fase atau bulan atau musim apa jentik-jentik itu berkembang, dinas kesehatan pasti punya datanya. Jangan baru ada kasus, baru gencar melakukan fogging. Sebaliknya sebelum ada kasus harusnya fogging tetap dilakukan," ungkap Anggota DPRD Bangli, I Gede Tindih, Kamis (21/3/2024). 

Pasalnya, politisi partai Nasdem ini menilai penyebaran kasus DBD di Bangli sudah seperti wabah, karena sangking tingginya. "Keluarga saya saja sudah 7 orang kena. Kemarin saat Nyepi saya ada di rumah sakit. Menemani keluarga saya yang dirawat," ungkapnya. Untuk itu, kembali ditekankan agar pelaksanaan fogging dilakukan secara kontinyu. Meski demikian, Jero Tindih juga mengakui fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa. Karenanya selain fogging, diperlukan juga komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, terkait kesadaran kebersihan lingkungan. "Apakah dalam bentuk sosialisasi, penyuluhan, atau apapun itu namanya. Yang jelas pemerintah melakukan komunikasi dengan masyarakat, terkait kebersihan lingkungan, khususnya untuk mencegah timbulnya jentik-jentik nyamuk. Sehingga penyebaran penyakit demam berdarah bisa diminimalisir," tandasnya. 

Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Arsana membenarkan jika kasus DBD di awal tahun 2024, terus mengalami penambahan. Di mana pada bulan Januari tercatat 34 kasus, Februari 53 kasus, dan Maret 32 kasus (data per 19 Maret). Sehingga secara total, DBD di Bangli telah mencapai 119 kasus. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2023, diakui pada tahun 2024 terjadi lonjakan kasus setiap bulannya. Di mana pada bulan Januari 2023 tercatat 17 kasus, Februari 22 kasus, dan Maret 33 kasus. "Peningkatannya sangat signifikant. Untuk itu, masyarakat mesti lebih waspada dengan cara melaksanakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dimulai dari pekarangan sendiri. Sebab, pelaksanaan fogging sudah tidak efektif lagi," ungkapnya. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER