Denpasar Raih Nilai Tertinggi Survei IMDI 2022

  • 20 Desember 2022
  • 20:50 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 1432 Pengunjung
Kadis Kominfos Kota Denpasar, Dr. I.B. Alit Adhi Merta S.STP, M.Si., memaparkan Strategi Pengembangan SDM Digital Pemerintah Kota Denpasar di Acara Launching IMDI Tahun 2022, yang dihelat Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo RI di Jakarta. Sd/Diskominfos Denpasar.

Denpasar, suaradewata.com - Derasnya arus informasi dan pesatnya perkembangan transformasi digital di berbagai sektor, selain membawa manfaat yang cukup banyak, juga terdapat dampak negatif yang mesti diwaspadai. “Perlu strategi dan upaya ekstra untuk meminimalisir dampak negatif bagi kelompok rentan, perempuan, peserta didik dan tenaga pendidik dalam menghadapi transformasi digital,” jelas Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfos) Kota Denpasar, Dr. I.B. Alit Adhi Merta S.STP, M.Si.

Pernyataan tersebut disampaikan saat memaparkan Strategi Pengembangan SDM Digital Pemerintah Kota Denpasar di Acara Launching Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) Tahun 2022 yang dihelat Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo RI di Jakarta, Selasa (20/12). Pada gelaran tersebut Kota Denpasar didaulat menjadi Kota Tertinggi dalam Survei IMDI yang menyasar 514 kabupaten/kota se-Indonesia karena dinilai mampu melakukan literasi digital kepada kelompok masyarakat sasaran khusus seperti kelompok rentan, perempuan, peserta dan tenaga pendidik.

Lebih jauh Alit Adhi Merta yang didampingi Kabid Pengelolaan Komunikasi Publik, Dewa Ngakan Ketut Rama Sanjaya menyatakan, bahwa Dinas Kominfos secara berkelanjutan melakukan literasi digital ke sasaran-sasaran khusus tersebut. “Literasi digital telah dilaksanakan menyasar peserta didik dan tenaga pendidik SMP se-Kota Denpasar, terutama digelar saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS),” ujarnya. 

Pihaknya juga rutin melakukan literasi digital menjangkau lansia dan kaum perempuan. Bahkan giat literasi digital juga menyasar karang taruna/sekeha teruna serta UMKM di desa/kelurahan. “Secara berkelanjutan kita terus melakukan literasi digital, agar seluruh kalangan masyarakat dapat mengoptimalkan manfaat transformasi digital dan meminimalisir dampak negatifnya,” jelasnya.

Harapannya, dengan pemahaman digital yang baik, masyarakat Kota Denpasar akan mampu beraktivitas digital yang sehat, aman dan produktif serta membantu percepatan pemulihan pasca pandemi COVID-19. Tentunya gerakan besar ini tidak bisa dilakukan pemerintah semata, tegas alumnus Unud ini. “Spirit vasudeva kutumbhakam, spirit bergotong royong menjadi semangat pendorong pelaksanaan literasi digital yang menyasar berbagai kalangan ini, di tengah keterbatasan anggaran yang ada,” jelasnya.

Dalam aktivitas literasi digital, Dinas Kominfos menggandeng beragam stakeholders diantaranya komunitas dan lembaga terkait untuk bergerak bersama. Antara lain Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (RTIK) Provinsi Bali, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) termasuk melibatkan komunitas pegiat media digital sehingga target sasaran bisa lebih luas dan menjangkau berbagai kalangan.

Selain menyasar masyarakat, pengembangan kompetensi digital juga dilakukan kepada SDM aparatur pemerintah. “Pemkot berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Balitbang SDM Kominfo serta pihak swasta telah melaksanakan diklat-diklat pengembangan kompetensi digital bagi aparatur Pemerintah Kota Denpasar,’ jelasnya. Karena pengembangan kompetensi digital SDM aparatur pemerintah mesti sejalan dengan pengembangan kompetensi masyarakatnya.

Dalam kesempatan tersebut Gus Alit, sapaan akrabnya, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada lembaga dan komunitas yang telah diajak berkolaborasi. “Karena kolaborasi ini tentu akan memberi manfaat lebih banyak kepada masyarakat dan berkat kolaborasi inipula Kota Denpasar didapuk menjadi Kota Dengan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) Terbaik di tahun ini,”ujarnya.

Sementara itu Kepala Puslitbang Aptika dan IKP Kemkominfo RI, Said Mirza Pahlevi menyatakan bahwa Indeks Manusia Digital Indonesia (IMDI) sebagai upaya pengembangan masyarakat digital turut dimandatkan pada kesepakatan pemimpin negara G20 dalam G20 Bali Leaders’ Declaration. “IMD menjadi topik diskusi tingkat Menteri Ekonomi Digital Negara G20 dalam Chair’s Summary Digital Economy Ministers’ Meeting (DEMM) Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 ini,” jelasnya. 

Oleh karenanya pengembangan literasi dan keterampilan digital perlu didorong, khususnya untuk kelompok perempuan, kaum rentan, peserta didik, dan tenaga pendidik yang berorientasi pada pemulihan proses pembelajaran pasca pandemi COVID-19 dan pada konsep lifelong learning.

IMD sendiri merupakan indeks yang mengukur tingkat kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam penggunaan teknologi digital pada kehidupan sehari-hari maupun pekerjaannya. IMDI bertujuan memberikan gambaran kondisi existing masyarakat digital Indonesia. Pengukuran IMD dilakukan pertama kali pada tahun 2022 dan dilaksanakan berbasis wilayah di 514 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. rls/gus/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER