Jadi Kebanggaan, Delegasi AMM G20 Kunjungi DTW Jatiluwih

  • 29 September 2022
  • 18:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 1697 Pengunjung
Delegasi AMM G20 saat mengunjungi DTW Jatiluwih, Kamis (29/9/2022). Foto : ISTIMEWA

Tabanan, suaradewata.com - Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih dipilih menjadi kunjungan bagi Delegasi Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20, Kamis (29/9/2022). Kunjungan tersebut juga sekaligus digunakan sebagai ajang promosi bagi DTW Jatiluwih agar semakin dikenal di seantero dunia.

 

Pantauan di lapangan, para Delegasi Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 melakukan sejumlah aktifitas di DTW yang menawarkan pemandangan sawah terasering tersebut, mulai dari field trip di Subak Jatiluwih yang merupakan World Heritage di Desa Jatiluwih, Tabanan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan praktik pertanian berkelanjutan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim ekstrim. Kegiatan kunjungan ini merupakan penutup rangkaian acara Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia tahun 2022 di Pulau Dewata, Bali.

 

Saat tiba para delegasi disambut dengan penampilan kesenian okokan. Selain itu juga para delegasi ditampilkan aktifitas budaya terkait pertanian yaitu tradisi gebug lesung. 

 

Pada kesempatan itu, Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa mengatakan bahwa merupakan sebuah kebanggaan bagi DTW Jatiluwih karena dijadikan lokasi field trip bagi peserta Delegasi Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia. Karena melalui ajang tersebut, dapat sekaligus mempromosikan Jatiluwih ke mancanegara agar DTW Jatiluwih semakin dikenal lagi. 

 

"Kita berharap agar Jatiluwih tetap dikenal di mancanegara, karena setelah Covid dan sama seperti sebelum Covid, kunjungan terbesar dari wisatawan mancanegara. Jadi ini salah satu ajang promosi terutama untuk negara delegasi," ungkap Sutirtayasa.

 

Ditambahkannya jika untuk saat ini rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara per hari ke DTW Jatiluwih mencapai 800 orang dan untuk wisatawan domestik sekitar 10 persen dari mancanegara. Dan dengan kunjungan tersebut, nantinya diharapkan dapat menambah kunjungan wisatawan dari mancanegara. "Wisatawan yang dominan kesini biasanya dari Rusia, Singapura dan Amerika," tandasnya.

 

Sementara itu, Sekjen Kementrian Pertanian RI Dr. Ir. Momon Rusmon, M.S,. menyampaikan bahwa Subak Jatiluwih berlokasi di Kabupaten Tabanan, sekitar 61 Km dari Jimbaran. Subak Jatiluwih memiliki 3 subsistem yang memiliki hubungan timbal balik dan hubungan keseimbangan dengan lingkungannya yaitu subsistem budidaya (pola pikir, norma dan nilai), subsistem sosial (ekonomi), dan subsistem kebendaan (mencakup teknologi). 

 

Pengelolaan Subak Jatiluwih menggunakan sistem pertanian berkelanjutan secara holistik seperti pembagian air secara adil dan merata untuk antisipasi kekeringan dan perubahan iklim yang sulit diprediksi. Selain itu, Subak Jatiluwih juga telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO sejak 6 Juli 2012. Bentangan terasering lahan di Subak Jatiluwih dari area perbukitan hingga lembah terkenal sebagai destinasi wisata global yang menyuguhkan keindahan serta ketenangan alam Bali. 

 

"Sehingga dengan bangga kami menunjukkan kepada semua delegasi sebuah sistem Subak Jatiluwih sebagai representative sistem pertanian Indonesia berkelanjutan melalui harmonisasi teknologi dan kearifan lokal dalam sistem Climate Smart Agriculture (CSA) secara holistik salah satunya yaitu Subak yang merupakan organisasi masyarakat adat Bali dalam mengelola irigasi berlandaskan filosopi Tri Hita Karana (keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan) sebagai pencipta alam semesta, Harmonisasi kehidupan inilah yang menjadi kunci utama lestarinya budaya subak di Pulau Dewata Bali," tegasnya.  ayu/yok


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER