Mediasi Konflik Krematorium Santha Graha Tunon Bedha, Made Dirga : Harus Berjalan Damai

  • 29 Juli 2021
  • 10:05 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3394 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com - Keberadaan Krematorium Santha Graha Tunon Desa Adat Bedha kembali bergejolak. Usut punya usut, hal itu terjadi karena pembagian Pah-Pahan. Dan berujung pada dipasangnya baliho krematorium ditutup mulai tanggal 27 Juli 2021.  

Berdasarkan informasi yang dihimpun  di lapangan, ada dua tuntutan yang diinginkan Banjar Adat Pangkung Tibah Belodan dan Banjar Adat Pangkung Tibah Baleran terhadap krematorium ini. Mengingat keberadaan krematorium ini ada di wilayah Desa Pangkuh Tibah, Kecamatan Kediri Tabanan.  

Yang pertama meminta kepada pengelola, Pah-Pahan per sawa (jenazah) yang dikremasi di krematorium sebesar Rp 1 juta untuk dua banjar adat. Dan meminta ketua pengelola krematorium atas nama Nengah Subagia dilengserkan karena dinilai tidak adil.  

Sebenarnya mediasi untuk pembagian pah-Pahan ini sudah dilakukan setahun lebih namun belum menemukan hasil. Awalnya pihak pengelola memberikan pah-Pahan Rp 50 ribu per sawo dan ditolak dua Banjar Adat. Kemudian kembali lagi dimediasi menjadi Rp 100 ribu dan ditolak.  

Namun Banjar Adat Pangkung Tibah Belodan dan Banjar Adat Pangkung Tibah Baleran meminta pembagian pah-Pahan per sawo Rp 1 juta karena dinilai wajar, sebab itung-itungannya per sawa yang diupacarai sampai selesai hingga Ngeroras (upacara tingkat akhir) sudah dapat keuntungan banyak.  

Dikonfirmasi terpisah Bendesa Adat Bedha I Nyoman Surata mengatakan bHa permasalahan ini sudah dimediasi bersama dipimpin langsung Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga. Dengan hasil masyarakat mau menyesuaikan kemampuan Santha Graha. "Jumlahnya ini masih dirumuskan, yang jelas hasil mediasi sama-sama memahami kemampuan dan tuntutan supaya seimbang sama-sama memikul beban itu," ujarnya. 

Dan selama krematorium Santha Graha beroperasi, Banjar Adat Pangkung Tibah Baleran dan Banjar Adat Pangkung Tibah Belodan selama ini sudah mendapatkan pah-pahan.  

Mulai dari parkir yang diurus dua Banjar tersebut, hingga dagang seluruhnya dari dua Banjar tersebut. Selanjutnya upacara pakelem yang dilaksanakan setahun sekali sudah dibiayai oleh Santha Graha. Termasuk sumbangan ketika ada upacara agama melakukan persembahyangan. "Kemarin ada jalan yang putus Santha Graha yang memperbaiki. Jadi banyak hal sudah dikontribusikan ke banjar setempat," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga mengatakan bahwa dirinya telah memediasi permasalahan antara Krematorium Santa Graha Tunon, Desa Adat Bedha dengan Banjar Adat Pangkung Tibah.  

Dimana pertemuan tersebut dihadiri oleh Bendesa Adat Bedha, Ketua Krematorium Santa Graha Tunon, Kelian Adat Pangkung Tibah, dan perwakilan masyarakat Pangkung Tibah. "Dan sudah berjalan dengan sangat damai. Hasilnya pun sudah diterima dengan sangat baik oleh kedua belah pihak," ujarnya saat dikonfirmasi Kamis (29/7/2021). 

Pihaknya pun ingin agar kedepannya segala sesuatu yang berhubungan dengan krematorium tersebut berjalan lancar dan damai. Sehingga dapat melayani masyarakat dengan baik.ayu/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER