Ketua Satgas Covid-19 Bali Minta Masyarakat Tidak Menolak Kedatangan ABK

  • 06 April 2020
  • 12:55 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 1711 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com - Ketua Satgas Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra meminta agar Satgas gotong royong berbasis Desa Adat dan Satgas Penanggulangan Covid-19 di tingkat Desa (Desa Dinas) mampu BERSINERGI dengan menyatukan posko dan bersama-sama melakukan pengawasan dan edukasi kepada seluruh masyarakat khususnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sekarang disebut sebagai pelaku perjalanan (PP) yang baru datang ke Bali.

"Saya juga minta agar masyarakat secara luas tidak mengucilkan PMI yang baru datang, karena bagaimanapun mereka adalah tetap warga Bali yang harus dilindungi hak dan keselamatannya," mintanya saat didampingi Kepala Dinas PMD, I Putu Anom Agustina, Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, A.A Kartika dan Kepala Pelaksana BPBD, I Made Rentin disela-sela kunjungan di enam (6) lokasi yakni Desa Adat Kota Tabanan, Desa Delod Peken, Desa Dajan peken, Desa Denbantas, Desa Adat Bentingguh Kabupaten Tabanan dan Terminal Mengwi Kabupaten Badung seraya mengatakan semua pihak khususnya Kasatgas Desa bersama penglisir terus melakukan sosialisasi kepada warganya agar tidak menolak, menjauhi apalagi mengucilkan PMI yang baru dan akan datang, karena mereka adalah anak-anak kita.

Selain pejuang devisa, Dewa Indra saat bertemu dengan Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Tabanan dan Tim Satgas Desa dan Desa Adat di Tabanan, Minggu (5/4) juga menegaskan mereka adalah pejuang bagi keluarganya, mereka terpaksa kembalipun itu karena wabah dan bencana, jika kita tolak mereka terus mau dibawa kemana lagi mereka. 

Kemudian berdasarkan data yang didapat sebanyak 712 PMI atau pelaku perjalanan asal Tabanan yang datang dan sudah di lengkapi surat keterangan sehat, cek suhu tubuh, rapid test di Bandara Ngurah Rai, dimana mereka dinyatakan negatif Covid-19. Sementara jika ada pekerja migran Indonesia yang datang lebih awal dan belum menjalani rapid test, Dewa Indra meminta agar mereka tetap melakukan isolasi mandiri secara ketat bahkan jika perlu melakukan rapid test.

Selain pekerja migran Indonesia, ABK dan pelaku perjalanan yang datang melalui Bandara Ngurah Rai, Tabanan juga kedatangan sejumlah santri asal Jawa Timur yang memang berdomisli di Tabanan. Untuk data terakhir, santri yang sudah datang melalui terminal Pesiapan sebanyak 74 orang pada, Sabtu (4/4) dan 28 orang untuk hari ini, Minggu (5/4) dan 25 orang hari Sabtu lalu. Untuk ke depannya Dewa Indra juga meminta kerjasama Ketua Dewan Masjid se-Tabanan untuk turut mengawasi para santri mereka yang baru datang dari luar Bali.

Untuk mendukung pengobatan khususnya karantina bagi pasien dalam pengawasan, Pemerintah Kabupaten Tabanan sudah menyiapkan 7 kamar isolasi di RSUD Tabanan, dan sedang disiapkan 100 kamar isolasi di RS Nyitdah, Kediri Kabupaten Tabanan.

Tim Satgas sebagai ujung tombak dalam mengawasi pekerja migran Indonesia dan santri yang datang lebih lanjut diharapkannya agar menguatkan upaya sosialisasi dan kolaborasi pemahaman bagi masyarakat yang belum mengerti terkait penyebaran virus ini. Dewa Indra kemudian menjelaskan bahwa secara tidak langsung penyebaran virus Covid-19 dapat terjadi dengan dua (2) cara yakni diakibatkan secara imported case (1 orang) yang sudah terjangkit di negara asal dia bekerja (zona merah), dan yang kedua adalah melalui transmisi lokal yang diakibatkan oleh penyebaran satu orang yang tadi ke tengah lingkungannya, yang dimulai dari keluarga terdekat, teman - teman dan kemudian meluas ke tengah lingkungannya.Awp/utm


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER