Latih Jiwa Wirausaha, PSBN Mahatmiya Akan Buka Kedai Kopi Tuna Netra

  • 03 Mei 2018
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3029 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com – Agar para siswa binaan Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Mahatmiya bisa belajar kewirausahaan lebih dalam, sebuah café sederhana yang mengandalkan hidangan kopi pun akan dibuka. Café ini bahkan digadang-gadang akan menjadi café atau kedai kopi pertama di Bali atau di Indonesia yang akan dikelola oleh penyandang disabilitas tuna netra.

Kepala PSBN Mahatmiya, I Ketut Supena menuturkan jika dibukanya café sederhana ini berawal dari adanya bimbingan kewirausahaan yang didapatkan para siswa binaan dip anti tersebut. Selama ini mereka dibimbing untuk bisa berwirausaha yang akan bermanfaat bagi mereka ketika nanti lulus dari panti dan terjun kembali ke masyarakat. “Mereka juga diajarkan membuat produk yang bisa dipasarkan seperti membuat telur asin, kacang telur, kemoceng, sapu lidi, taplak meja dan lainnya. Namun baru hanya ditawarkan dilingkungan sekitar panti saja,” ujarnya Kamis (3/5/2018).

Dengan ilmu yang sudah dimiliki siswa binaan tersebut, pihaknya ingin menyediakan ruang yang lebih luas untuk mereka bisa bereksplorasi sehingga saat ini pihaknya tengah mempersiapkan dibukanya café sederhana yang diberi nama Artne Coffe yang akan mengandalkan hidangan kopi dan makanan ringan. “Nanti café ini dibuka untuk umum jadi siapapun bisa menikmati hidangan yang diolah dan dilayani langsung oleh anak-anak kami disini,” imbuhnya.

Selain itu, produk hasil bimbingan kewirausahaan para siswa juga akan dipasarkan di café tersebut agar lebih dikenal. Dengan dibukanya café yang akan dilaunching dalam waktu dekat ini, Supena berharap siswa binaan bisa memiliki lebih banyak pengalaman dalam wirausaha sehingga ketika lulus dari panti mereka bisa mandiri dan bahkan membuka usaha serupa.

Salah seorang siswa, Krida Lesmana, 23, asal Singaraja mengatakan jika adanya café tersebut sangat baik bagi ia dan rekan-rekannya karena bisa belajar dan praktek langsung terkait wirausaha sehingga ketika lulus nanti ia berharap bisa membua café diluar. “Ketika terjun ke masyarakat kami ingin mandiri dan bisa membuka usaha seperti ini juga,” ujarnya.

Ia menambahkan jika saat membuta kopi dan menghidangkan kepada tamu awalnya memang mengalami kesulitan namun kini sudah biasa karena sudah sering berlatih. “Takaran kopi, gula, teh itu sudah dikasi tahu sama instruktur sebelumnya, sekarang sudah terbiasa,” tandas pria yang mengalami netra setelah lulus SMA karena menderita glukoma akibat salah obat tersebut. ayu/rat


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER