Jatiluwih “Mempercantik” Diri dengan Lelakut dan Patung Petani Dibangun

  • 30 Oktober 2017
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4449 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com –Manajemen DTW Jatiluwih tidak henti-hentinya berinovasi guna menguatkan kawasan tersebut sabagai salah satu tempat wisata pavorit. Kali ini pihak manajemen “mempercantik” kawasan tersebut dengan memasang sejumlah Lelakut dan Patung Petani.

Manager Operasional DTW Jatiluwih Nengah Sutirtayasa Senin, (30/10/2017) mengatakan pemasangan lelakut di sekitar DTW Jatiluwih tidak lain untuk menambah daya tarik kawasan tersebut. Dengan demikian kata dia dapat menjadi salah satu ikon bagi wisatawan berkunjung ke kasawasan tersebut.

Lelakut kata dia awalnya untuk mengusir burung, selain fungsi tersebut ternyata lelakut juga menjadi daya Tarik tersendiri bagi wisawatan. Hal itulah yang kemudian membuatnya punya ide untuk memasang lelakut disejumlah titik yang ada di kawasan tersebut. Bahkan kini wisatawan tertarik untuk berfoto bareng bersama lelakut tersebut dan hal itu yang menjadi incaran para wisatawan untuk berkunjung ke DTW Jatiluwih. Pemasagan lelakut itu sudah tersebar pada 20 subak di DTW Jatiluwih.

"Lelakut kan awalnya sebagai pengusir burung di musim panen, dan sekarang bisa menarik wisatawan untuk berfoto, dan ini bisa menjadi suatu keunikan karena disetiap Daerah lelakutnya berbeda,” ucapnya. Selain itu lelakut yang dipasang dikawasan tersebut memiliki daya Tarik tersendiri bagi wisatawan untuk selfie.

Selain lelakut, pihaknya juga memasang patung petani sebanyak 6 di sekitar pintu Masuk DTW Jatiluwih. Sama seperti lelakut, patung petani itu dibangun untuk mempercantik kawasan sekaligus penataan panorama. Tidak hanya itu, infrastruktur jalan subak kedepannya juga akan lebih ditata. Namun pengerjaannya saat ini masih tahap demi tahap. Lantaran terkendala petani juga masih sedang moment sering menggunakan akses aktifitas persawahan. "Tetapi tidak menutup kemungkinan sekarang ini sedang dikerjakan dan bersinergi dengan pihak subak, artinya DTW sudah memulai penataan infrastruktur dan pertamanan," terangnya.

Diriya pun berharap, kedepannya wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih merasa nyaman. Disamping itu juga Jatiluwih sebagai panorama sawah alam pertanian perlu juga menampilkan kearifan lokal. Seperti yang berhubungan dengan pertanian dan mengenai infrastruktur harus diprioritaskan. Dan yang menjadi kendala adalah mengingat di Jatiluwih mengalami curah hujan yang tinggi. "Kalau curah hujan tinggi jelas mengganggu kenyamanan wisatawan yang melakukan traking, memang jalut traking masih ada yang rusak, tapi nanti akan dimaksimalkan untuk disetiap seluruh jalur traking," ucapnya. ang/ari/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER