Kapal Pesiar Berlayar Pertama Kali Berlabuh di Pantai Lovina

  • 18 Mei 2017
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4624 Pengunjung
istimewa

Buleleng, suaradewata.com- Sebuah kapal pesiar MV Star Clipper dengan GT 2298 berbendara Malta, yang membawa penumpang sebanyak 157 orang yang mayoritas Warga Negara Asing (WNA) dengan ABK 75 orang, berlabuh mengambang di perairan Lovina, Desa Kalibukbuk, Buleleng, pada Kamis (18/5/2017) sekitar pukul 11.00 wita.

Kedatangan kapal ini, sangat dinantikan para pelaku wisata Lovina. Mereka berharap, kecipratan dengan datangnya kapal pesiar yang berlayar ini. "Kami welcome dari Desa, dan dari warga memang sangat berharap agar ini bisa berkelanjutan," kata Perbekel Desa Kalibukbuk, Ketut Suka, Kamis (18/5/2017) siang di Pantai Lovina.

Kendati begitu Suka mengakui, jika mengacu regulasi yang ada pantai Lovina bukan pelabuhan melainkan Pantai wisata. Namun ia mengaku, akan mengikuti regulasi yang ada tergantung pemerintah. "Mau tidak mau, karena ini regulasi kedepan kami ikuti. Soal konservasi biota laut, kemarin TNI AL sudah memberikan batas-batas yang layak dan tidak layak. Kalau dari Agent, menjamin tidak akan terjadi kerusakan pada terumbu karang, karena kedalaman terumbu karang ada di 22 meter," jelas Suka.

Disisi lain, dengan berlabuhnya kapal pesiar ini telah dinilai salah tempat. Sebab, sesuai aturan kapal yang berkapasitas besar mesti berlabuh di Pelabuhan resmi. Namun faktanya, justru kapal pesiar ini berlabuh bukan di Pelabuhan. Kondisi inipun menimbulkan reaksi keras dari LSM Gema Nusantara (Genus).

"Ini diatur UU nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Saya akan laporkan ini ke Polres Buleleng, terutama Kepala UPP Kelas III Buleleng. Bahkan, Lovina adalah kawasan konservasi, jelas kapal besar ini akan merusak terumbu karang seperti Raja Empat Papua, ini harus dikaji lagi. Ini melawan hukum. Lovina kawasan Widata bukan pelabuhan," ucap Ketua Badan Eksekutif LSM Genus, Antonius Sanjaya Kiabeni alias Anton.

Sementara Agen Kapal Bali, yang mendatangkan kapal ini ke wilayah Lovina, hanya menjalankan sesuai izin yang dikeluarkan oleh UPP Kelas III Buleleng dan Kementrian Perhubungan, serta Kementrian terkait. Bahkan disebutkan, izin tersebut sudah lengkap. "Kami selaku agent melayani saja, perizinan sudah lengkap. Kami sudah bersurat dan koordinasi dengan UPP yang di Sangsit, memang ini bukan pelabuhan," ujar Nyoman Sudarma selaku Agent Kapal dari Bali.

Berlabuh mengapung kapal pesiar ini, dengan jarak 700 meter dari bibir pantai dengan kedalaman laut 14 meter dan lego jangkar termasuk awak kapal bagian bawah hanya berkisar 8 meter. Sehingga, ada ruang tinggal 6 meter. Sehingga, dipastikan UPP Kelas III Buleleng, kondisi laut di Lovina aman. "Itu sudah mengantongi izin berlabuh dari Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, dan kami ini hanya berkewajiban untuk mengamankan," jelas Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Buleleng, Eka Suyasmin.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Nyoman Sutrisna, menerima kedatangan kapal phinisi itu berlabuh di Perairan Lovina yang didatangkan oleh PT. Djakarta Lloyd. Hanya saja, kata Sutrisna, berlabuhnya kapal ini akan menjadi evaluasi kedepannya. "Ini demi pariwisata Buleleng, biar tidak dimarjinalkan, karena ini menyangkut Internasional. Tapi saya akan bersurat untuk berikutnya, untuk dipindah lokasi berlabuhnya, baik itu di Pelabuhan Celukan Bawang atau di Pelabuhan Sangsit," ungkap Sutrisna.

Dari informasi, kapal ini rencananya akan berlabuh di perairan Lovina, sebanyak 12 kali dalam tahun 2017 ini, hingga bulan Oktober dimana setiap bulannya akan dilakukan 2 kali. Kapal pesiar yang telah didominasi oleh penumpang dari benua Eropa yang mengunjungi lokasi wisata Menjangan dan Danau Buyan dan Tamblingan tersebut, dijadwalkan meninggalkan Lovina pukul 22.00 wita, untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. rik/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER