Pedagang Daging Babi di Bangli Kelimpungan, Omzet Penjualan Jeblok

  • 14 Maret 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 5131 Pengunjung
istimewa

Bangli, suaradewata.com – Merebaknya penyakit Miningitis Streptococcus Suis (MSS) yang ditularkan bakteri dari babi ke manusia, telah menyebabkan masyarakat Bangli ketar-ketir. Terlebih bagi peternak dan pedagang nasi guling dan daging babi. Pasalnya, omzet pejualan mereka pasca merebaknya penyakit ini jeblok hingga 80 persen. “Dari beberapa hari terakhir ini, ada kecendrungan masyarakat takut mengkonsumsi daging babi. Akibatnya, omzet pejualan kita turun hingga 80 persen,” ungkap Ida Ayu Nyoman Muliawati (38), salah seorang pedagang daging babi di Pasar Kidul saat ditemui Selasa (14/3/2017). 

Disebutkan, biasanya  daging babi yang dia jual sudah habis pukul 09.00 wita.  Namun, kini hingga pukul 10.30 wita, daging yang dijualnya masih tersisa banyak. “Kita benar-benar bingung menghadapi situasi ini,”jelas dia. Karena itu, Muliawati bersama sejumlah pedagang lainnya berharap agar pemerintah turun tangan untuk bisa meyakinkan pembeli, kalau daging babi di Bangli bebas MSS. Salah satunya, pemerintah bisa menurunkan petugas untuk melakukan uji lab. “Kita harap pemerintah turunkan petugas untuk melakukan kajian, agar tidak ada lagi ketakutan dari masyarakat” pintanya. 

Disisi lain, Kadis  Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan  (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Sukartana mengakui bahwa sejak merebaknya penyakit ini telah menyebabkan masyarakat was-was. Karena itu, pihaknya mengaku telah mengeluarkan surat edaran yang ditandatangani oleh Bupati Bangli Made Gianyar. Disebutkan, surat edaran tertanggal 13 Maret 2017, berisi tujuh poin himbauan ke masyarakat. “Surat ini kita kirim ke perbekel untuk disosialisasikan ke masyarakat,” terangnya. 

Disebutkan, Ciri-ciri babi yang terserang MMS  akan langsung lumpuh, karena bakteri ini menyerang fungsi syaraf,. Faktor penyebabnya, biasanya karena sanitasi dan kebersihan kandang yang kurang. Untuk itu, pihaknya juga telah memerintahkan  petugas untuk melakukan pengawasan ketat terhadap keluar masuknya  daging maupun babi hidup. “Sampai saat ini wilayah Bangli memang belum terkena MMS. Namun, untuk pencegahannya kita akan tetap melakukan pengawasan terhadap mobilisasi babi di Bangli, khsusnya di daerah perbatasan. Selain itu, spraying secara rutin juga akan terus kita lakukan menyasar pasar-pasar hewan dan peternakan milik warga,” tegasnya.  ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER