Korban Longsor Bertambah, Nenek Tewas Tertindih Bebatuan

  • 11 Februari 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4389 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Masyarakat Kabupaten Bangli benar-benar berkabung. Menyusul banyaknya bencana tanah langsor yang kembali menelan korban jiwa. Bencana tanah longsor yang teranyar melanda wilayah desa Subaya, Kintamani yang menyebabkan seorang nenek tewas mengenaskan setelah rumahnya tertimbun material tebing yang longsor. Dengan demikian, total korban meninggal akibat longsor yang melanda wilayah Kintamani selama dua hari terakhir, di empat desa mencapai 13 orang.  

Kepala Desa Subaya  Nyoman Diantara saat dikofirmasi Sabtu (11/02/2017), membenarkan adanya salah seoarang warganya men jadi korban longsor.  Korban diketahui bernama Ni Siman (75), tewas mengenaskan tertindih material bebatuan yang berukuran sangat besar. Akibatnya, proses evakuasi  jasad korban berlangsung a lot. Terlebih, lokasi tempat korban tertimpa longsor berada di daerah yang terisolasi dengan medan yang terjal sehingga menyulitkan petugas melakukan evakuasi. “Warga sempat kesulitan melakukan proses evakuasi jenazah korban karena medannya yang sulit dilalui dan banyak akses jalan tertutup longsoran,” ungkapnya.

Baca juga : Tragis….Longsor Kepung Kintamani, 12 Korban Tewas Tertimbun

 

Meski demikian, setelah melalui perjuangan yang ekstra keras, warga akhirnya berhasil melakukan evakuasi korban. “Tubuh korban terhimpit bebatuan yang sangat besar sehingga menyulitkan proses evakuasi,” sebutnya.  Disampaikan, longsor yang menyebabkan korban meninggal dunia diperkirakan terjadi pada Sabtu dini hari, saat korban sedang tertidur pulas. “Rumah korban memang berada dibawah tebing, sehingga memang rawan terkena longsor,” tegasnya.

Selain itu, dampak tingginya intensitas curah hujan yang terus melanda wilayah ini juga menyebabkan sebanyak 22 KK warga di lingkungan banjar Yeh Tangga, desa Subaya terisolasi sejak tiga hari lalu. Hal ini, menyusul hanyutnya jembatan darurat berbahan bambu, yang merupakan akses satu-satunya warga. “Karena sudah tiga hari terisolasi, saat ini kondisi warga di Yeh Tangga benar-benar kekurangan sembako. Untuk itu kami berharap pemerintah segera bisa memberikan bantuan,” pintanya.

Secara terpisah Kapolres Bangli, AKBP. Danang Beny K, juga membenarkan adanya tambahan korban yang meninggal di wilayah Kintamani akibat bencana longsor di desa Subaya. “Dengan adanya korban meninggal di Subaya, total korban yang meninggal dunia sejak kemarin sebanyak 13 orang di wilayah Kintamani,” ungkapnya. Pihaknya juga menghimbau, masyarakat luas untuk lebih waspada dan lebih tanggap terhadap bahaya bencana alam disekitarnya. Sehari sebelumnya jumat (10/02/2017), bencana tanah longsor yang melanda di tiga desa di wilayah Kintamani, yakni Songan, Awan dan Sukawana merengut 12 korban jiwa dan 7 korban luka-luka.  ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER